Jumat, 10 Oktober 2014

Perilaku Manusia




BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG 

       Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003).

        Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus – Organisme – Respon.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa yang dimaksud dengan perilaku manusia?
2.      Apa saja faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku manusia?
3.      Apa saja teori – teori tentang perilaku manusia?
4.      Apa saja bentuk - bentuk perilaku manusia?
5.      Apa saja jenis – jenis perilaku manusia?

C.    TUJUAN MASALAH
1.      Untuk mengetahui apa itu perilaku manusia.
2.      Mengetahui faktor faktor apa saja yang dapat mempengaruhi perilaku manusia.
3.      Mengetahui teori – teori tentang perilaku manusia.
4.      Untuk mengetahui apa saja bentuk - bentuk perilaku manusia itu.
5.      Mengetahui apa saja jenis – jenis perilaku manusia.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN PERILAKU MANUSIA
Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003).Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus  Organisme  Respon.
Semua kegiatan atau aktifitas manusia, baik yang dapat diamati secara langsung maupun tidak dapat diamati pihak luar (Natoatmodjo, 2005)
Pesikologi memandang perilaku manusia(Human behavior) sebagai reaksi yang dapat bersifat sederhana maupun kompleks. Perilaku secara luas tertentu tidak hanya dapat ditinjau dalam kaitannya dengan sikap manusia.Namun satu hal selalu dapat disimpulkan, yaitu bahwa perilaku manusia tidaklah sederhana untuk dipahami dan diprediksikan.

B.     FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MANUSIA
Faktor yang mempengaruri perilaku manusia antara lain:
*      Genetika
*      Sikap adalah suatu ukuran tingkat kesukaan seseorang terhadap perilaku tertentu.
*      Norma sosial adalah pengaruh tekanan sosial.
*      Kontrol perilaku pribadi adalah kepercayaan seseorang mengenai sulit tidaknya melakukan suatu perilaku.
Menurut Green (1980) dalam Natoatmodjo (2003), perilaku ditentukan oleh 3 faktor yaitu:
1.      Faktor predisposisi (presdiposisi factors)
Faktor presdiposisi mencakup beberapa hal, antara lain pengetahuan sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi kepercayaan masyarakatterhadap hal – hal yang terkait dengan masalah kesehatan,sistem nilai yang dianut masyarakat,tingkat pendidikan sosial dan sebagainya.

2.      Faktor pendukung (enabling factors)
Faktor ini mencakup ketersediaan alat, sarana dan prasarana/fasilitas kesehatan masyarakat.

3.      Faktor penguat (reinforcing factors)
Sikap dan perilaku petugas, dukungan dan perilaku tokohmasyarakat.
Secara garis besar ada dua factor personal yang mempengaruhi perilaku manusia, yaitu factor biologis dan factor sosiopsikologis.
  1. Faktor Biologis
Manusia adalah mahluk biologis yang tidak berbeda dengan hewan.
Misalnya, ia lapar kalau tidak makan selama 20 jam, kucing pun demikian. Manusia memerlukan lawan jenis untuk kegiatan reproduktifnya, sapi pun juga begitu. Faktor biologis terlibat dalam seluruh kegiatan manusia, dan bersatu dengan faktor sosiopsikologis.
Bahwa warisan biologis menusia menentukan perilakunya, dapat dilacak sampai struktur DNA yang menyimpan seluruh memori warisan biologis yang diterima dari kedua orang tuanya. Sedemikian besarnya pengaruh warisan biologis ini sampai muncul aliran baru, yang memandang segala kegiatan manusia, termasuk agama, kebudayaan, dan moral bersumber dari struktur biologinya. Aliran ini dinamakan sosiobiologi.
Menurut  Wilson, perilaku sosial manusia dibimbing oleh aturan-aturan yang sudah diprogram secara genetis dalam jiwa manusia.
Program ini disebut ”epigenetic rules”, yang mengatur perilaku manusia seperti kecenderungan menghindari ”incest”, kemampuan memahami ekspresi wajah, sampai kepada persaingan politik.
Meskipun pemikiran bahwa sosiobiologis sebagai determinisme biologis dalam kehidupan sosial, kenyataannya menunjukkan bahwa struktur biologis manusia seperti genetika, sistem syaraf, dan sistem hormonal, sangat mempengaruhi perilaku manusia. Struktur biologis manusia seperti genetika, system syaraf dan system hormonal sangat berpengaruh terhadap perilaku manusia.
  1. Faktor-faktor Sosio-psikologis
Karena manusia mahluk social, dari proses social ia memperoleh beberapa karakteristik yang mempengaruhi perilakunya.
Ada tiga komponen yang berkaitan dengan factor sosiopsikologis ini, yaitu :
1.                   komponen kognitif
2.                   komponen afektif
3.                   komponen konatif
Komponen kognitif adalah aspek  intelektual yang berkaitan dengan apa yang diketahui, dipikirkan, dipahami, dan diingat oleh manusia.
Komponen afektif  yang merupakan aspek emosional, dan berkaitan dengan factor sosiopsikologis seperti senang, marah, benci, setuju, dendam, kecewa, dsbnya.
Komponen konatif adalah aspek volisional, yang berhubungan dengan kebiasaan dan kemauan bertindak.
C.    TEORI – TEORI PERILAKU MANUSIA
Perilaku manusia itu didorong oleh motif tertentu sehingga manusia itu berperilaku. Dalam hal ini terdapat beberapa teori, diantara teori – teori tersebut dapat dikemukakan:
a.       Teori ini dikemukakan olehMc Dougall sebagai pelopor dari psikologi sosial, yang menerbitkan buku yang berjudul psikologi sosial yang pertama kali, dan mulai saat itu psikologi menjadi pembicaraan yang menarik. Menurut Mc Dougall perilaku dipengaruhi oleh insting.
b.      Teori dorongan (drive theory)
Teori ini bertitik tolak pada pandangan bahwa organisme itu mempunyai dorongan – dorongan atau drive tertentu. Dorongan – dorongan ini berkaitan dengankebutuhan organisme yang mendorong organisme berperilaku.
c.       Teori insentif (incentive theory) 
Teori ini bertitik tolak pada pendapat bahwa perilaku organisme itu disebabkan oleh insentif. Dengan insentif maka akan mendorong organisme berbuat atau berpeilaku.
d.      Teori atribusi
Teori ini menjelaskan sebab – sebab perilaku orang apakah perilaku ini disebabkan oleh diposisi internal (misal motif atau sikap) ataukah oleh keadaan eksternal.
e.       Teori kognitif
Apakah seorang harus memilih perilaku mana yang mesti dilakukan, maka yang bersangkutan akan memilih alternatif perilaku yang akan membawamanfaat yang sebesar – besarnya bagi yang bersangkutan.
Beberapa teori lain yang telah dicoba untuk mengungkap faktor penentu yang dapat mempengaruhi perilaku khususnya perilaku yang berhubungan dengan kesehatan, antara lain :
1.      Teori Lawrence Green (1980)
Green mencoba menganalisis perilaku manusia berangkat dari tingkat kesehatan. Bahwa kesehatan seseorang dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yaitu faktor perilaku (behavior causes) dan faktor diluar perilaku (non behavior causes).
Faktor perilaku ditentukan atau dibentuk oleh :
*      Faktor predisposisi (predisposing factor), yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya.
*      Faktor pendukung (enabling factor), yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan, alat-alat steril dan sebagainya.
*      Faktor pendorong (reinforcing factor) yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat.
2.      Teori Snehandu B. Kar (1983)
Kar mencoba menganalisis perilaku kesehatan bertitik tolak bahwa perilaku merupakan fungsi dari :
*      Niat seseorang untuk bertindak sehubungan dengan kesehatan atau perawatan kesehatannya (behavior itention).
*      Dukungan sosial dari masyarakat sekitarnya (social support).
*      Adanya atau tidak adanya informasi tentang kesehatan atau fasilitas kesehatan (accesebility of information).
*      Otonomi pribadi orang yang bersangkutan dalam hal mengambil tindakan atau keputusan (personal autonomy).
*      Situasi yang memungkinkan untuk bertindak (action situation).
3.      Teori WHO (1984)
WHO menganalisis bahwa yang menyebabkan seseorang berperilaku tertentu adalah :
Pemikiran dan perasaan (thougts and feeling), yaitu dalam bentuk pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan dan penilaian seseorang terhadap objek (objek kesehatan).
*      Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain.
*      Kepercayaan sering atau diperoleh dari orang tua, kakek, atau nenek. Seseorang menerima kepercayaan berdasarkan keyakinan dan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu.
*      Sikap menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap objek. Sikap sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau orang lain yang paling dekat. Sikap membuat seseorang mendekati atau menjauhi orang lain atau objek lain. Sikap positif terhadap tindakan-tindakan kesehatan tidak selalu terwujud didalam suatu tindakan tergantung pada situasi saat itu, sikap akan diikuti oleh tindakan mengacu kepada pengalaman orang lain, sikap diikuti atau tidak diikuti oleh suatu tindakan berdasar pada banyak atau sedikitnya pengalaman seseorang.
D.    BENTUK - BENTUK PERILAKU MANUSIA
Perilaku dapat diberi batasan sebagai suatu tanggapan individu terhadap rangsangan yang berasal dari dalam maupun luar diri individu tersebut secara garis besar bentuk perilaku ada tiga macam yaitu :
a.       Perilaku pasif (respons internal)
Perilaku yang sifatnya masih tertutup, terjadi dalam diri individu dan tidak dapat diamati secara langsung. Perilaku ini sebatas sikap belum ada tindakan yang nyata.
Contoh : berpikir, berfantasi, berangan-angan.
b.      Perilaku aktif (respons eksternal)
Perilaku yang sifatnya terbuka. Perilaku aktif adalah perilaku yang dapat diamati langsung, berupa tindakan nyata.
Contoh : mengerjakan ulangan, membaca buku pelajaran.
c.       Perilaku kesehatan
Perilaku kesehatan adalah tanggapan seseprang terhadap rangsangan yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, dan lingkungan. Menurut Notoatmodjo (1997), rangsangan yang terkait dengan perilaku kesehatan terdiri dari empat unsur, yaitu : sakit dan penyakit, sistem pelayanan, makanan dan lingkungan. Penjelasan secara rinci sebagai berikut :
1.      Perilaku terhadap sakit dan penyakit.
Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit sesuai dengan tingkat-tingkat pemberian pelayanan kesehatan yang menyeluruh atau sesuai dengan tingkat pencegahan penyakit, yaitu :
a.       Perilaku peningkatan dan pemeliharaan kesehatan (health promotion behavior).
Contoh : ibu-ibu memasak makanan yang ber vitamin dan bergizi untuk keluarganya.
b.      Perilaku pencegahan penyakit (health prevention behaviour).
Contoh : melaksanakan 3 M (menimbun, membakar, dan menguras) untuk mencegah penyakit demam berdarah.
c.       Perilaku pencarian pengobatan (health seeking behaviour).
Contoh : membeli dan meminum obat influenza dari warung atau toko obat.
d.      Perilaku pemulihan kesehatan (health rehabilitation behaviour).
Contoh : seorang penderita hepatitis melakukan diet dengan tidak makan makanan yang mengandung lemak.
2.      Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan
Perilaku ini adalah respons individu terhadap system pelayanan kesehatan modern maupun tradisional, meliputi :
a.       Respons terhadap fasilitas pelayanan kesehatan.
b.      Respons terhadap cara pelayanan kesehatan.
c.       Respons terhadap petugas kesehatan.
d.      Respons terhadap pemberian obat-obatan.
3.      Perilaku terhadap makanan (nutrition behaviour).
Perilaku ini adalah respons individu terhadap makanan. Perilaku ini meliputi pengetahuan, persepsi, sikap, dan praktek terhadap makanan serta unsur-unsur yang terkandung di dalamnya (gizi, vitamin) dan pengelolaan makanan sehubungan kebutuhan tubuh kita.
4.      Perilaku terhadap lingkungan kesehatan (enviromental behavior).
Perilaku ini adalah respons individu terhadap lingkungan sebagai determinant (faktor penentu) kesehatan manusia. Lingkup perilaku ini sesuai lingkup kesehatan lingkungan, yaitu :
a.       Perilaku terhadap air bersih, meliputi manfaat dan penggunaan air bersih untuk kepentingan kesehatan.
b.      Perilaku sehubungan dengan pembuangan air kotor atau kotoran.
c.       Perilaku sehubungan dengan pembuangan limbah, baik limbah cair maupun padat.
d.      Perilaku sehubungan dengan rumah yang sehat, rumah sehat menyangkut ventilasi, pencahayaan, lantai dan sebagainya.
e.       Perilaku terhadap pembersihan sarang-sarang vektor.
Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua (Notoatmodjo, 2003):
1.      Perilaku tertutup (convert behavior)
       Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (convert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.
2.      Perilaku terbuka (overt behavior)
         Perilaku terbuka adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek (practice), yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.

E.     JENIS – JENIS PERILAKU MANUSIA
1.      Perilaku Refleksif
         Perilaku refleksif adalah perilaku yang terjadi atas reaksi secara spontan terhadap stimulus yang mengenai organisme tersebut. Misalnya kedip mata bila kena sinar; gerak lutut bila kena sentuhan palu; menarik tangan apabila menyentuh api dan lain sebagainya.
         Perilaku refleksif terjadi dengan sendirinya, secara otomatis. Stimulus yang diterima organisme tidak sampai ke pusat susunan syaraf atau otak sebagai pusat kesadaran yang mengendalikan perilaku manusia. Dalam perilaku yang refleksif, respons langsung timbul begitu menerima stimulus. Dengan kata lain, begitu stimulus diterima oleh reseptor, begitu langsung respons timbul melalui afektor, tanpa melalui pusat kesadaran atau otak.
         Perilaku ini pada dasarnya tidak dapat dikendalikan. Hal ini karena perilaku refleksif merupakan perilaku yang alami, bukan perilaku yang dibentuk oleh pribadi yang bersangkutan.
2.       Perilaku Non-Refleksif
         Perilaku non-refleksif adalah perilaku yang dikendalikan atau diatur oleh pusat kesadaran/otak. Dalam kaitan ini, stimulus setelah diterima oleh reseptor langsung diteruskan ke otak sebagai pusat syaraf, pusat kesadaran , dan kemudian terjadi respons melalui afektor.
         Proses yang terjadi didalam otak atau pusat kesadaran inilah yang disebut proses psikologis. Perilaku atau aktivitas atas dasar proses psikologis inilah yang disebut aktivitas psikologis atau perilaku psikologis (Branca, 1964).
         Pada perilaku manusia, perilaku psikologis inilah yang dominan, merupakan perilaku yang dominan dalam pribadi manusia. Perilaku ini dapat dibentuk, dapat dikendalikan. Karena itu dapat berubah dari waktu ke waktu, sebagai hasil proses belajar.





















BAB III
PENUTUP
1.Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas
2. Faktor yang mempengaruhi prilaku manusia
a. genetika
b. sikap
c. norma sosial
3.    Tingkah laku manusia adalah sekumpulan tingkah laku yang di tonjolkan oleh manusia
4. Tingkah laku seseorang dapat di lihat dari wajah seseorang
1.    Kita harus dapat memahami tentang tingkah laku manusia
2.    Dengan kita mengetahui teori tentang tingkah laku manusia sehingga memudahkan kita. mengetahui tingkah laku seseorang.












DAFTAR PUSTAKA
-          http: //www.konseling.ugm.ac.id
-          http: //www.bimbingankonseling.com
-          ­Alwisol. 2006. Psikologi Kepribadian. Malang:UMM Press.

-          Boeree, C.G. 2007. Personality Theories:Melacak Kepribadian AndaBersama Psikolog Dunia. Alih bahasa oleh Injiak Ridwan Muzir. Yogyakarta:Prismasophie

-          Crain, W. 2007. Teori Perkembangan :Konsep dan Aplikasi. Alih bahasa oleh Yudi Santoso. Yogyakarta:Pustaka Pelajar

-          Jarvis, M. 2006. Teori-Teori Psikologi: Pendekatan Modern untuk Memahami Perilaku, Perasaan, & Pikiran Manusia. Alih bahasa oleh SPA-Team work. Bandung:Nusamedia

-          Koswara, E. 1991. Teori-Teori Kepribadian. Bandung: Eresco








NAMA                       : FATMAWATI
NIM                            : 13.21.015259
PRODI                       : Bimbingan dan Konseling
M. KULIAH              : Psikologi Umum

PENGERTIAN PERILAKU MANUSIA
Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003).Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus  Organisme  Respon.
Semua kegiatan atau aktifitas manusia, baik yang dapat diamati secara langsung maupun tidak dapat diamati pihak luar (Natoatmodjo, 2005)
Pesikologi memandang perilaku manusia(Human behavior) sebagai reaksi yang dapat bersifat sederhana maupun kompleks. Perilaku secara luas tertentu tidak hanya dapat ditinjau dalam kaitannya dengan sikap manusia.Namun satu hal selalu dapat disimpulkan, yaitu bahwa perilaku manusia tidaklah sederhana untuk dipahami dan diprediksikan.




NAMA                       : Apsabra                               
NIM                            : 13.21.014578
PRODI                       : Bimbingan dan Konseling
M. KULIAH              : Psikologi Umum

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MANUSIA
Faktor yang mempengaruri perilaku manusia antara lain:
*      Genetika
*      Sikap adalah suatu ukuran tingkat kesukaan seseorang terhadap perilaku tertentu.
*      Norma sosial adalah pengaruh tekanan sosial.
*      Kontrol perilaku pribadi adalah kepercayaan seseorang mengenai sulit tidaknya melakukan suatu perilaku.
Menurut Green (1980) dalam Natoatmodjo (2003), perilaku ditentukan oleh 3 faktor yaitu:
1.      Faktor predisposisi (presdiposisi factors)
Faktor presdiposisi mencakup beberapa hal, antara lain pengetahuan sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi kepercayaan masyarakatterhadap hal – hal yang terkait dengan masalah kesehatan,sistem nilai yang dianut masyarakat,tingkat pendidikan sosial dan sebagainya.

2.      Faktor pendukung (enabling factors)
Faktor ini mencakup ketersediaan alat, sarana dan prasarana/fasilitas kesehatan masyarakat.

3.      Faktor penguat (reinforcing factors)
Sikap dan perilaku petugas, dukungan dan perilaku tokohmasyarakat.
Secara garis besar ada dua factor personal yang mempengaruhi perilaku manusia, yaitu factor biologis dan factor sosiopsikologis.
1.      Faktor Biologis
Manusia adalah mahluk biologis yang tidak berbeda dengan hewan.
Misalnya, ia lapar kalau tidak makan selama 20 jam, kucing pun demikian. Manusia memerlukan lawan jenis untuk kegiatan reproduktifnya, sapi pun juga begitu. Faktor biologis terlibat dalam seluruh kegiatan manusia, dan bersatu dengan faktor sosiopsikologis.
Bahwa warisan biologis menusia menentukan perilakunya, dapat dilacak sampai struktur DNA yang menyimpan seluruh memori warisan biologis yang diterima dari kedua orang tuanya. Sedemikian besarnya pengaruh warisan biologis ini sampai muncul aliran baru, yang memandang segala kegiatan manusia, termasuk agama, kebudayaan, dan moral bersumber dari struktur biologinya. Aliran ini dinamakan sosiobiologi.
Menurut  Wilson, perilaku sosial manusia dibimbing oleh aturan-aturan yang sudah diprogram secara genetis dalam jiwa manusia.
Program ini disebut ”epigenetic rules”, yang mengatur perilaku manusia seperti kecenderungan menghindari ”incest”, kemampuan memahami ekspresi wajah, sampai kepada persaingan politik.
Meskipun pemikiran bahwa sosiobiologis sebagai determinisme biologis dalam kehidupan sosial, kenyataannya menunjukkan bahwa struktur biologis manusia seperti genetika, sistem syaraf, dan sistem hormonal, sangat mempengaruhi perilaku manusia. Struktur biologis manusia seperti genetika, system syaraf dan system hormonal sangat berpengaruh terhadap perilaku manusia.
2.      Faktor-faktor Sosio-psikologis
Karena manusia mahluk social, dari proses social ia memperoleh beberapa karakteristik yang mempengaruhi perilakunya.
Ada tiga komponen yang berkaitan dengan factor sosiopsikologis ini, yaitu :
1.      komponen kognitif
2.      komponen afektif
3.      komponen konatif
Komponen kognitif adalah aspek  intelektual yang berkaitan dengan apa yang diketahui, dipikirkan, dipahami, dan diingat oleh manusia.
Komponen afektif  yang merupakan aspek emosional, dan berkaitan dengan factor sosiopsikologis seperti senang, marah, benci, setuju, dendam, kecewa, dsbnya.
Komponen konatif adalah aspek volisional, yang berhubungan dengan kebiasaan dan kemauan bertindak.














NAMA                       : Dwi sri utami                       
NIM                            : 13.21.014870
PRODI                       : Bimbingan dan Konseling
M. KULIAH              ; Psikologi Umum

TEORI – TEORI PERILAKU MANUSIA
Perilaku manusia itu didorong oleh motif tertentu sehingga manusia itu berperilaku. Dalam hal ini terdapat beberapa teori, diantara teori – teori tersebut dapat dikemukakan:
a.       Teori ini dikemukakan olehMc Dougall sebagai pelopor dari psikologi sosial, yang menerbitkan buku yang berjudul psikologi sosial yang pertama kali, dan mulai saat itu psikologi menjadi pembicaraan yang menarik. Menurut Mc Dougall perilaku dipengaruhi oleh insting.
b.      Teori dorongan (drive theory)
Teori ini bertitik tolak pada pandangan bahwa organisme itu mempunyai dorongan – dorongan atau drive tertentu. Dorongan – dorongan ini berkaitan dengankebutuhan organisme yang mendorong organisme berperilaku.
c.       Teori insentif (incentive theory) 
Teori ini bertitik tolak pada pendapat bahwa perilaku organisme itu disebabkan oleh insentif. Dengan insentif maka akan mendorong organisme berbuat atau berpeilaku.
d.      Teori atribusi
Teori ini menjelaskan sebab – sebab perilaku orang apakah perilaku ini disebabkan oleh diposisi internal (misal motif atau sikap) ataukah oleh keadaan eksternal.
e.       Teori kognitif
Apakah seorang harus memilih perilaku mana yang mesti dilakukan, maka yang bersangkutan akan memilih alternatif perilaku yang akan membawamanfaat yang sebesar – besarnya bagi yang bersangkutan.
Beberapa teori lain yang telah dicoba untuk mengungkap faktor penentu yang dapat mempengaruhi perilaku khususnya perilaku yang berhubungan dengan kesehatan, antara lain :
1.      Teori Lawrence Green (1980)
Green mencoba menganalisis perilaku manusia berangkat dari tingkat kesehatan. Bahwa kesehatan seseorang dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yaitu faktor perilaku (behavior causes) dan faktor diluar perilaku (non behavior causes).
Faktor perilaku ditentukan atau dibentuk oleh :
*      Faktor predisposisi (predisposing factor), yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya.
*      Faktor pendukung (enabling factor), yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan, alat-alat steril dan sebagainya.
*      Faktor pendorong (reinforcing factor) yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat.
2.      Teori Snehandu B. Kar (1983)
Kar mencoba menganalisis perilaku kesehatan bertitik tolak bahwa perilaku merupakan fungsi dari :
*      Niat seseorang untuk bertindak sehubungan dengan kesehatan atau perawatan kesehatannya (behavior itention).
*      Dukungan sosial dari masyarakat sekitarnya (social support).
*      Adanya atau tidak adanya informasi tentang kesehatan atau fasilitas kesehatan (accesebility of information).
*      Otonomi pribadi orang yang bersangkutan dalam hal mengambil tindakan atau keputusan (personal autonomy).
*      Situasi yang memungkinkan untuk bertindak (action situation).
3.      Teori WHO (1984)
WHO menganalisis bahwa yang menyebabkan seseorang berperilaku tertentu adalah :
Pemikiran dan perasaan (thougts and feeling), yaitu dalam bentuk pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan dan penilaian seseorang terhadap objek (objek kesehatan).
*      Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain.
*      Kepercayaan sering atau diperoleh dari orang tua, kakek, atau nenek. Seseorang menerima kepercayaan berdasarkan keyakinan dan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu.
*      Sikap menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap objek. Sikap sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau orang lain yang paling dekat. Sikap membuat seseorang mendekati atau menjauhi orang lain atau objek lain. Sikap positif terhadap tindakan-tindakan kesehatan tidak selalu terwujud didalam suatu tindakan tergantung pada situasi saat itu, sikap akan diikuti oleh tindakan mengacu kepada pengalaman orang lain, sikap diikuti atau tidak diikuti oleh suatu tindakan berdasar pada banyak atau sedikitnya pengalaman seseorang.







NAMA                       : Maria Anita priska lambu  
NIM                            : 13.21.014861
PRODI                       : Bimbingan dan Konseling
M. KULIAH              : Psikologi Umum

BENTUK - BENTUK PERILAKU MANUSIA
Perilaku dapat diberi batasan sebagai suatu tanggapan individu terhadap rangsangan yang berasal dari dalam maupun luar diri individu tersebut secara garis besar bentuk perilaku ada tiga macam yaitu :
a.       Perilaku pasif (respons internal)
Perilaku yang sifatnya masih tertutup, terjadi dalam diri individu dan tidak dapat diamati secara langsung. Perilaku ini sebatas sikap belum ada tindakan yang nyata.
Contoh : berpikir, berfantasi, berangan-angan.
b.      Perilaku aktif (respons eksternal)
Perilaku yang sifatnya terbuka. Perilaku aktif adalah perilaku yang dapat diamati langsung, berupa tindakan nyata.
Contoh : mengerjakan ulangan, membaca buku pelajaran.
c.       Perilaku kesehatan
Perilaku kesehatan adalah tanggapan seseprang terhadap rangsangan yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, dan lingkungan. Menurut Notoatmodjo (1997), rangsangan yang terkait dengan perilaku kesehatan terdiri dari empat unsur, yaitu : sakit dan penyakit, sistem pelayanan, makanan dan lingkungan. Penjelasan secara rinci sebagai berikut :
a.       Perilaku terhadap sakit dan penyakit.
Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit sesuai dengan tingkat-tingkat pemberian pelayanan kesehatan yang menyeluruh atau sesuai dengan tingkat pencegahan penyakit, yaitu :
b.      Perilaku peningkatan dan pemeliharaan kesehatan (health promotion behavior).
Contoh : ibu-ibu memasak makanan yang ber vitamin dan bergizi untuk keluarganya.
c.       Perilaku pencegahan penyakit (health prevention behaviour).
Contoh : melaksanakan 3 M (menimbun, membakar, dan menguras) untuk mencegah penyakit demam berdarah.
d.      Perilaku pencarian pengobatan (health seeking behaviour).
Contoh : membeli dan meminum obat influenza dari warung atau toko obat.
e.       Perilaku pemulihan kesehatan (health rehabilitation behaviour).
Contoh : seorang penderita hepatitis melakukan diet dengan tidak makan makanan yang mengandung lemak.
Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan
Perilaku ini adalah respons individu terhadap system pelayanan kesehatan modern maupun tradisional, meliputi :
1.                    Respons terhadap fasilitas pelayanan kesehatan.
2.                    Respons terhadap cara pelayanan kesehatan.
3.                    Respons terhadap petugas kesehatan.
4.                    Respons terhadap pemberian obat-obatan.
f.       Perilaku terhadap makanan (nutrition behaviour).
Perilaku ini adalah respons individu terhadap makanan. Perilaku ini meliputi pengetahuan, persepsi, sikap, dan praktek terhadap makanan serta unsur-unsur yang terkandung di dalamnya (gizi, vitamin) dan pengelolaan makanan sehubungan kebutuhan tubuh kita.
g.      Perilaku terhadap lingkungan kesehatan (enviromental behavior).
Perilaku ini adalah respons individu terhadap lingkungan sebagai determinant (faktor penentu) kesehatan manusia. Lingkup perilaku ini sesuai lingkup kesehatan lingkungan, yaitu :
a.       Perilaku terhadap air bersih, meliputi manfaat dan penggunaan air bersih untuk kepentingan kesehatan.
b.      Perilaku sehubungan dengan pembuangan air kotor atau kotoran.
c.       Perilaku sehubungan dengan pembuangan limbah, baik limbah cair maupun padat.
d.      Perilaku sehubungan dengan rumah yang sehat, rumah sehat menyangkut ventilasi, pencahayaan, lantai dan sebagainya.
e.       Perilaku terhadap pembersihan sarang-sarang vektor.
Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua (Notoatmodjo, 2003):
1.       Perilaku tertutup (convert behavior)
       Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (convert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.
2.       Perilaku terbuka (overt behavior)
         Perilaku terbuka adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek (practice), yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.








NAMA                       : Melita                                   
NIM                            : 10.21.12353
PRODI                       : Bimbingan dan Konseling
M. KULIAH              : Psikologi Umum

JENIS – JENIS PERILAKU MANUSIA
1.      Perilaku Refleksif
         Perilaku refleksif adalah perilaku yang terjadi atas reaksi secara spontan terhadap stimulus yang mengenai organisme tersebut. Misalnya kedip mata bila kena sinar; gerak lutut bila kena sentuhan palu; menarik tangan apabila menyentuh api dan lain sebagainya.
         Perilaku refleksif terjadi dengan sendirinya, secara otomatis. Stimulus yang diterima organisme tidak sampai ke pusat susunan syaraf atau otak sebagai pusat kesadaran yang mengendalikan perilaku manusia. Dalam perilaku yang refleksif, respons langsung timbul begitu menerima stimulus. Dengan kata lain, begitu stimulus diterima oleh reseptor, begitu langsung respons timbul melalui afektor, tanpa melalui pusat kesadaran atau otak.
         Perilaku ini pada dasarnya tidak dapat dikendalikan. Hal ini karena perilaku refleksif merupakan perilaku yang alami, bukan perilaku yang dibentuk oleh pribadi yang bersangkutan.
2.       Perilaku Non-Refleksif
         Perilaku non-refleksif adalah perilaku yang dikendalikan atau diatur oleh pusat kesadaran/otak. Dalam kaitan ini, stimulus setelah diterima oleh reseptor langsung diteruskan ke otak sebagai pusat syaraf, pusat kesadaran , dan kemudian terjadi respons melalui afektor.
         Proses yang terjadi didalam otak atau pusat kesadaran inilah yang disebut proses psikologis. Perilaku atau aktivitas atas dasar proses psikologis inilah yang disebut aktivitas psikologis atau perilaku psikologis (Branca, 1964).
         Pada perilaku manusia, perilaku psikologis inilah yang dominan, merupakan perilaku yang dominan dalam pribadi manusia. Perilaku ini dapat dibentuk, dapat dikendalikan. Karena itu dapat berubah dari waktu ke waktu, sebagai hasil proses belajar.



BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG 

       Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003).

        Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus – Organisme – Respon.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa yang dimaksud dengan perilaku manusia?
2.      Apa saja faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku manusia?
3.      Apa saja teori – teori tentang perilaku manusia?
4.      Apa saja bentuk - bentuk perilaku manusia?
5.      Apa saja jenis – jenis perilaku manusia?

C.    TUJUAN MASALAH
1.      Untuk mengetahui apa itu perilaku manusia.
2.      Mengetahui faktor faktor apa saja yang dapat mempengaruhi perilaku manusia.
3.      Mengetahui teori – teori tentang perilaku manusia.
4.      Untuk mengetahui apa saja bentuk - bentuk perilaku manusia itu.
5.      Mengetahui apa saja jenis – jenis perilaku manusia.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN PERILAKU MANUSIA
Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003).Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus  Organisme  Respon.
Semua kegiatan atau aktifitas manusia, baik yang dapat diamati secara langsung maupun tidak dapat diamati pihak luar (Natoatmodjo, 2005)
Pesikologi memandang perilaku manusia(Human behavior) sebagai reaksi yang dapat bersifat sederhana maupun kompleks. Perilaku secara luas tertentu tidak hanya dapat ditinjau dalam kaitannya dengan sikap manusia.Namun satu hal selalu dapat disimpulkan, yaitu bahwa perilaku manusia tidaklah sederhana untuk dipahami dan diprediksikan.

B.     FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MANUSIA
Faktor yang mempengaruri perilaku manusia antara lain:
*      Genetika
*      Sikap adalah suatu ukuran tingkat kesukaan seseorang terhadap perilaku tertentu.
*      Norma sosial adalah pengaruh tekanan sosial.
*      Kontrol perilaku pribadi adalah kepercayaan seseorang mengenai sulit tidaknya melakukan suatu perilaku.
Menurut Green (1980) dalam Natoatmodjo (2003), perilaku ditentukan oleh 3 faktor yaitu:
1.      Faktor predisposisi (presdiposisi factors)
Faktor presdiposisi mencakup beberapa hal, antara lain pengetahuan sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi kepercayaan masyarakatterhadap hal – hal yang terkait dengan masalah kesehatan,sistem nilai yang dianut masyarakat,tingkat pendidikan sosial dan sebagainya.

2.      Faktor pendukung (enabling factors)
Faktor ini mencakup ketersediaan alat, sarana dan prasarana/fasilitas kesehatan masyarakat.

3.      Faktor penguat (reinforcing factors)
Sikap dan perilaku petugas, dukungan dan perilaku tokohmasyarakat.
Secara garis besar ada dua factor personal yang mempengaruhi perilaku manusia, yaitu factor biologis dan factor sosiopsikologis.
  1. Faktor Biologis
Manusia adalah mahluk biologis yang tidak berbeda dengan hewan.
Misalnya, ia lapar kalau tidak makan selama 20 jam, kucing pun demikian. Manusia memerlukan lawan jenis untuk kegiatan reproduktifnya, sapi pun juga begitu. Faktor biologis terlibat dalam seluruh kegiatan manusia, dan bersatu dengan faktor sosiopsikologis.
Bahwa warisan biologis menusia menentukan perilakunya, dapat dilacak sampai struktur DNA yang menyimpan seluruh memori warisan biologis yang diterima dari kedua orang tuanya. Sedemikian besarnya pengaruh warisan biologis ini sampai muncul aliran baru, yang memandang segala kegiatan manusia, termasuk agama, kebudayaan, dan moral bersumber dari struktur biologinya. Aliran ini dinamakan sosiobiologi.
Menurut  Wilson, perilaku sosial manusia dibimbing oleh aturan-aturan yang sudah diprogram secara genetis dalam jiwa manusia.
Program ini disebut ”epigenetic rules”, yang mengatur perilaku manusia seperti kecenderungan menghindari ”incest”, kemampuan memahami ekspresi wajah, sampai kepada persaingan politik.
Meskipun pemikiran bahwa sosiobiologis sebagai determinisme biologis dalam kehidupan sosial, kenyataannya menunjukkan bahwa struktur biologis manusia seperti genetika, sistem syaraf, dan sistem hormonal, sangat mempengaruhi perilaku manusia. Struktur biologis manusia seperti genetika, system syaraf dan system hormonal sangat berpengaruh terhadap perilaku manusia.
  1. Faktor-faktor Sosio-psikologis
Karena manusia mahluk social, dari proses social ia memperoleh beberapa karakteristik yang mempengaruhi perilakunya.
Ada tiga komponen yang berkaitan dengan factor sosiopsikologis ini, yaitu :
1.                   komponen kognitif
2.                   komponen afektif
3.                   komponen konatif
Komponen kognitif adalah aspek  intelektual yang berkaitan dengan apa yang diketahui, dipikirkan, dipahami, dan diingat oleh manusia.
Komponen afektif  yang merupakan aspek emosional, dan berkaitan dengan factor sosiopsikologis seperti senang, marah, benci, setuju, dendam, kecewa, dsbnya.
Komponen konatif adalah aspek volisional, yang berhubungan dengan kebiasaan dan kemauan bertindak.
C.    TEORI – TEORI PERILAKU MANUSIA
Perilaku manusia itu didorong oleh motif tertentu sehingga manusia itu berperilaku. Dalam hal ini terdapat beberapa teori, diantara teori – teori tersebut dapat dikemukakan:
a.       Teori ini dikemukakan olehMc Dougall sebagai pelopor dari psikologi sosial, yang menerbitkan buku yang berjudul psikologi sosial yang pertama kali, dan mulai saat itu psikologi menjadi pembicaraan yang menarik. Menurut Mc Dougall perilaku dipengaruhi oleh insting.
b.      Teori dorongan (drive theory)
Teori ini bertitik tolak pada pandangan bahwa organisme itu mempunyai dorongan – dorongan atau drive tertentu. Dorongan – dorongan ini berkaitan dengankebutuhan organisme yang mendorong organisme berperilaku.
c.       Teori insentif (incentive theory) 
Teori ini bertitik tolak pada pendapat bahwa perilaku organisme itu disebabkan oleh insentif. Dengan insentif maka akan mendorong organisme berbuat atau berpeilaku.
d.      Teori atribusi
Teori ini menjelaskan sebab – sebab perilaku orang apakah perilaku ini disebabkan oleh diposisi internal (misal motif atau sikap) ataukah oleh keadaan eksternal.
e.       Teori kognitif
Apakah seorang harus memilih perilaku mana yang mesti dilakukan, maka yang bersangkutan akan memilih alternatif perilaku yang akan membawamanfaat yang sebesar – besarnya bagi yang bersangkutan.
Beberapa teori lain yang telah dicoba untuk mengungkap faktor penentu yang dapat mempengaruhi perilaku khususnya perilaku yang berhubungan dengan kesehatan, antara lain :
1.      Teori Lawrence Green (1980)
Green mencoba menganalisis perilaku manusia berangkat dari tingkat kesehatan. Bahwa kesehatan seseorang dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yaitu faktor perilaku (behavior causes) dan faktor diluar perilaku (non behavior causes).
Faktor perilaku ditentukan atau dibentuk oleh :
*      Faktor predisposisi (predisposing factor), yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya.
*      Faktor pendukung (enabling factor), yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan, alat-alat steril dan sebagainya.
*      Faktor pendorong (reinforcing factor) yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat.
2.      Teori Snehandu B. Kar (1983)
Kar mencoba menganalisis perilaku kesehatan bertitik tolak bahwa perilaku merupakan fungsi dari :
*      Niat seseorang untuk bertindak sehubungan dengan kesehatan atau perawatan kesehatannya (behavior itention).
*      Dukungan sosial dari masyarakat sekitarnya (social support).
*      Adanya atau tidak adanya informasi tentang kesehatan atau fasilitas kesehatan (accesebility of information).
*      Otonomi pribadi orang yang bersangkutan dalam hal mengambil tindakan atau keputusan (personal autonomy).
*      Situasi yang memungkinkan untuk bertindak (action situation).
3.      Teori WHO (1984)
WHO menganalisis bahwa yang menyebabkan seseorang berperilaku tertentu adalah :
Pemikiran dan perasaan (thougts and feeling), yaitu dalam bentuk pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan dan penilaian seseorang terhadap objek (objek kesehatan).
*      Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain.
*      Kepercayaan sering atau diperoleh dari orang tua, kakek, atau nenek. Seseorang menerima kepercayaan berdasarkan keyakinan dan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu.
*      Sikap menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap objek. Sikap sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau orang lain yang paling dekat. Sikap membuat seseorang mendekati atau menjauhi orang lain atau objek lain. Sikap positif terhadap tindakan-tindakan kesehatan tidak selalu terwujud didalam suatu tindakan tergantung pada situasi saat itu, sikap akan diikuti oleh tindakan mengacu kepada pengalaman orang lain, sikap diikuti atau tidak diikuti oleh suatu tindakan berdasar pada banyak atau sedikitnya pengalaman seseorang.
D.    BENTUK - BENTUK PERILAKU MANUSIA
Perilaku dapat diberi batasan sebagai suatu tanggapan individu terhadap rangsangan yang berasal dari dalam maupun luar diri individu tersebut secara garis besar bentuk perilaku ada tiga macam yaitu :
a.       Perilaku pasif (respons internal)
Perilaku yang sifatnya masih tertutup, terjadi dalam diri individu dan tidak dapat diamati secara langsung. Perilaku ini sebatas sikap belum ada tindakan yang nyata.
Contoh : berpikir, berfantasi, berangan-angan.
b.      Perilaku aktif (respons eksternal)
Perilaku yang sifatnya terbuka. Perilaku aktif adalah perilaku yang dapat diamati langsung, berupa tindakan nyata.
Contoh : mengerjakan ulangan, membaca buku pelajaran.
c.       Perilaku kesehatan
Perilaku kesehatan adalah tanggapan seseprang terhadap rangsangan yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, dan lingkungan. Menurut Notoatmodjo (1997), rangsangan yang terkait dengan perilaku kesehatan terdiri dari empat unsur, yaitu : sakit dan penyakit, sistem pelayanan, makanan dan lingkungan. Penjelasan secara rinci sebagai berikut :
1.      Perilaku terhadap sakit dan penyakit.
Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit sesuai dengan tingkat-tingkat pemberian pelayanan kesehatan yang menyeluruh atau sesuai dengan tingkat pencegahan penyakit, yaitu :
a.       Perilaku peningkatan dan pemeliharaan kesehatan (health promotion behavior).
Contoh : ibu-ibu memasak makanan yang ber vitamin dan bergizi untuk keluarganya.
b.      Perilaku pencegahan penyakit (health prevention behaviour).
Contoh : melaksanakan 3 M (menimbun, membakar, dan menguras) untuk mencegah penyakit demam berdarah.
c.       Perilaku pencarian pengobatan (health seeking behaviour).
Contoh : membeli dan meminum obat influenza dari warung atau toko obat.
d.      Perilaku pemulihan kesehatan (health rehabilitation behaviour).
Contoh : seorang penderita hepatitis melakukan diet dengan tidak makan makanan yang mengandung lemak.
2.      Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan
Perilaku ini adalah respons individu terhadap system pelayanan kesehatan modern maupun tradisional, meliputi :
a.       Respons terhadap fasilitas pelayanan kesehatan.
b.      Respons terhadap cara pelayanan kesehatan.
c.       Respons terhadap petugas kesehatan.
d.      Respons terhadap pemberian obat-obatan.
3.      Perilaku terhadap makanan (nutrition behaviour).
Perilaku ini adalah respons individu terhadap makanan. Perilaku ini meliputi pengetahuan, persepsi, sikap, dan praktek terhadap makanan serta unsur-unsur yang terkandung di dalamnya (gizi, vitamin) dan pengelolaan makanan sehubungan kebutuhan tubuh kita.
4.      Perilaku terhadap lingkungan kesehatan (enviromental behavior).
Perilaku ini adalah respons individu terhadap lingkungan sebagai determinant (faktor penentu) kesehatan manusia. Lingkup perilaku ini sesuai lingkup kesehatan lingkungan, yaitu :
a.       Perilaku terhadap air bersih, meliputi manfaat dan penggunaan air bersih untuk kepentingan kesehatan.
b.      Perilaku sehubungan dengan pembuangan air kotor atau kotoran.
c.       Perilaku sehubungan dengan pembuangan limbah, baik limbah cair maupun padat.
d.      Perilaku sehubungan dengan rumah yang sehat, rumah sehat menyangkut ventilasi, pencahayaan, lantai dan sebagainya.
e.       Perilaku terhadap pembersihan sarang-sarang vektor.
Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua (Notoatmodjo, 2003):
1.      Perilaku tertutup (convert behavior)
       Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (convert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.
2.      Perilaku terbuka (overt behavior)
         Perilaku terbuka adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek (practice), yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.

E.     JENIS – JENIS PERILAKU MANUSIA
1.      Perilaku Refleksif
         Perilaku refleksif adalah perilaku yang terjadi atas reaksi secara spontan terhadap stimulus yang mengenai organisme tersebut. Misalnya kedip mata bila kena sinar; gerak lutut bila kena sentuhan palu; menarik tangan apabila menyentuh api dan lain sebagainya.
         Perilaku refleksif terjadi dengan sendirinya, secara otomatis. Stimulus yang diterima organisme tidak sampai ke pusat susunan syaraf atau otak sebagai pusat kesadaran yang mengendalikan perilaku manusia. Dalam perilaku yang refleksif, respons langsung timbul begitu menerima stimulus. Dengan kata lain, begitu stimulus diterima oleh reseptor, begitu langsung respons timbul melalui afektor, tanpa melalui pusat kesadaran atau otak.
         Perilaku ini pada dasarnya tidak dapat dikendalikan. Hal ini karena perilaku refleksif merupakan perilaku yang alami, bukan perilaku yang dibentuk oleh pribadi yang bersangkutan.
2.       Perilaku Non-Refleksif
         Perilaku non-refleksif adalah perilaku yang dikendalikan atau diatur oleh pusat kesadaran/otak. Dalam kaitan ini, stimulus setelah diterima oleh reseptor langsung diteruskan ke otak sebagai pusat syaraf, pusat kesadaran , dan kemudian terjadi respons melalui afektor.
         Proses yang terjadi didalam otak atau pusat kesadaran inilah yang disebut proses psikologis. Perilaku atau aktivitas atas dasar proses psikologis inilah yang disebut aktivitas psikologis atau perilaku psikologis (Branca, 1964).
         Pada perilaku manusia, perilaku psikologis inilah yang dominan, merupakan perilaku yang dominan dalam pribadi manusia. Perilaku ini dapat dibentuk, dapat dikendalikan. Karena itu dapat berubah dari waktu ke waktu, sebagai hasil proses belajar.





















BAB III
PENUTUP
1.Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas
2. Faktor yang mempengaruhi prilaku manusia
a. genetika
b. sikap
c. norma sosial
3.    Tingkah laku manusia adalah sekumpulan tingkah laku yang di tonjolkan oleh manusia
4. Tingkah laku seseorang dapat di lihat dari wajah seseorang
1.    Kita harus dapat memahami tentang tingkah laku manusia
2.    Dengan kita mengetahui teori tentang tingkah laku manusia sehingga memudahkan kita. mengetahui tingkah laku seseorang.












DAFTAR PUSTAKA
-          http: //www.konseling.ugm.ac.id
-          http: //www.bimbingankonseling.com
-          ­Alwisol. 2006. Psikologi Kepribadian. Malang:UMM Press.

-          Boeree, C.G. 2007. Personality Theories:Melacak Kepribadian AndaBersama Psikolog Dunia. Alih bahasa oleh Injiak Ridwan Muzir. Yogyakarta:Prismasophie

-          Crain, W. 2007. Teori Perkembangan :Konsep dan Aplikasi. Alih bahasa oleh Yudi Santoso. Yogyakarta:Pustaka Pelajar

-          Jarvis, M. 2006. Teori-Teori Psikologi: Pendekatan Modern untuk Memahami Perilaku, Perasaan, & Pikiran Manusia. Alih bahasa oleh SPA-Team work. Bandung:Nusamedia

-          Koswara, E. 1991. Teori-Teori Kepribadian. Bandung: Eresco








NAMA                       : FATMAWATI
NIM                            : 13.21.015259
PRODI                       : Bimbingan dan Konseling
M. KULIAH              : Psikologi Umum

PENGERTIAN PERILAKU MANUSIA
Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003).Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus  Organisme  Respon.
Semua kegiatan atau aktifitas manusia, baik yang dapat diamati secara langsung maupun tidak dapat diamati pihak luar (Natoatmodjo, 2005)
Pesikologi memandang perilaku manusia(Human behavior) sebagai reaksi yang dapat bersifat sederhana maupun kompleks. Perilaku secara luas tertentu tidak hanya dapat ditinjau dalam kaitannya dengan sikap manusia.Namun satu hal selalu dapat disimpulkan, yaitu bahwa perilaku manusia tidaklah sederhana untuk dipahami dan diprediksikan.




NAMA                       : Apsabra                               
NIM                            : 13.21.014578
PRODI                       : Bimbingan dan Konseling
M. KULIAH              : Psikologi Umum

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MANUSIA
Faktor yang mempengaruri perilaku manusia antara lain:
*      Genetika
*      Sikap adalah suatu ukuran tingkat kesukaan seseorang terhadap perilaku tertentu.
*      Norma sosial adalah pengaruh tekanan sosial.
*      Kontrol perilaku pribadi adalah kepercayaan seseorang mengenai sulit tidaknya melakukan suatu perilaku.
Menurut Green (1980) dalam Natoatmodjo (2003), perilaku ditentukan oleh 3 faktor yaitu:
1.      Faktor predisposisi (presdiposisi factors)
Faktor presdiposisi mencakup beberapa hal, antara lain pengetahuan sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi kepercayaan masyarakatterhadap hal – hal yang terkait dengan masalah kesehatan,sistem nilai yang dianut masyarakat,tingkat pendidikan sosial dan sebagainya.

2.      Faktor pendukung (enabling factors)
Faktor ini mencakup ketersediaan alat, sarana dan prasarana/fasilitas kesehatan masyarakat.

3.      Faktor penguat (reinforcing factors)
Sikap dan perilaku petugas, dukungan dan perilaku tokohmasyarakat.
Secara garis besar ada dua factor personal yang mempengaruhi perilaku manusia, yaitu factor biologis dan factor sosiopsikologis.
1.      Faktor Biologis
Manusia adalah mahluk biologis yang tidak berbeda dengan hewan.
Misalnya, ia lapar kalau tidak makan selama 20 jam, kucing pun demikian. Manusia memerlukan lawan jenis untuk kegiatan reproduktifnya, sapi pun juga begitu. Faktor biologis terlibat dalam seluruh kegiatan manusia, dan bersatu dengan faktor sosiopsikologis.
Bahwa warisan biologis menusia menentukan perilakunya, dapat dilacak sampai struktur DNA yang menyimpan seluruh memori warisan biologis yang diterima dari kedua orang tuanya. Sedemikian besarnya pengaruh warisan biologis ini sampai muncul aliran baru, yang memandang segala kegiatan manusia, termasuk agama, kebudayaan, dan moral bersumber dari struktur biologinya. Aliran ini dinamakan sosiobiologi.
Menurut  Wilson, perilaku sosial manusia dibimbing oleh aturan-aturan yang sudah diprogram secara genetis dalam jiwa manusia.
Program ini disebut ”epigenetic rules”, yang mengatur perilaku manusia seperti kecenderungan menghindari ”incest”, kemampuan memahami ekspresi wajah, sampai kepada persaingan politik.
Meskipun pemikiran bahwa sosiobiologis sebagai determinisme biologis dalam kehidupan sosial, kenyataannya menunjukkan bahwa struktur biologis manusia seperti genetika, sistem syaraf, dan sistem hormonal, sangat mempengaruhi perilaku manusia. Struktur biologis manusia seperti genetika, system syaraf dan system hormonal sangat berpengaruh terhadap perilaku manusia.
2.      Faktor-faktor Sosio-psikologis
Karena manusia mahluk social, dari proses social ia memperoleh beberapa karakteristik yang mempengaruhi perilakunya.
Ada tiga komponen yang berkaitan dengan factor sosiopsikologis ini, yaitu :
1.      komponen kognitif
2.      komponen afektif
3.      komponen konatif
Komponen kognitif adalah aspek  intelektual yang berkaitan dengan apa yang diketahui, dipikirkan, dipahami, dan diingat oleh manusia.
Komponen afektif  yang merupakan aspek emosional, dan berkaitan dengan factor sosiopsikologis seperti senang, marah, benci, setuju, dendam, kecewa, dsbnya.
Komponen konatif adalah aspek volisional, yang berhubungan dengan kebiasaan dan kemauan bertindak.














NAMA                       : Dwi sri utami                       
NIM                            : 13.21.014870
PRODI                       : Bimbingan dan Konseling
M. KULIAH              ; Psikologi Umum

TEORI – TEORI PERILAKU MANUSIA
Perilaku manusia itu didorong oleh motif tertentu sehingga manusia itu berperilaku. Dalam hal ini terdapat beberapa teori, diantara teori – teori tersebut dapat dikemukakan:
a.       Teori ini dikemukakan olehMc Dougall sebagai pelopor dari psikologi sosial, yang menerbitkan buku yang berjudul psikologi sosial yang pertama kali, dan mulai saat itu psikologi menjadi pembicaraan yang menarik. Menurut Mc Dougall perilaku dipengaruhi oleh insting.
b.      Teori dorongan (drive theory)
Teori ini bertitik tolak pada pandangan bahwa organisme itu mempunyai dorongan – dorongan atau drive tertentu. Dorongan – dorongan ini berkaitan dengankebutuhan organisme yang mendorong organisme berperilaku.
c.       Teori insentif (incentive theory) 
Teori ini bertitik tolak pada pendapat bahwa perilaku organisme itu disebabkan oleh insentif. Dengan insentif maka akan mendorong organisme berbuat atau berpeilaku.
d.      Teori atribusi
Teori ini menjelaskan sebab – sebab perilaku orang apakah perilaku ini disebabkan oleh diposisi internal (misal motif atau sikap) ataukah oleh keadaan eksternal.
e.       Teori kognitif
Apakah seorang harus memilih perilaku mana yang mesti dilakukan, maka yang bersangkutan akan memilih alternatif perilaku yang akan membawamanfaat yang sebesar – besarnya bagi yang bersangkutan.
Beberapa teori lain yang telah dicoba untuk mengungkap faktor penentu yang dapat mempengaruhi perilaku khususnya perilaku yang berhubungan dengan kesehatan, antara lain :
1.      Teori Lawrence Green (1980)
Green mencoba menganalisis perilaku manusia berangkat dari tingkat kesehatan. Bahwa kesehatan seseorang dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yaitu faktor perilaku (behavior causes) dan faktor diluar perilaku (non behavior causes).
Faktor perilaku ditentukan atau dibentuk oleh :
*      Faktor predisposisi (predisposing factor), yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya.
*      Faktor pendukung (enabling factor), yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan, alat-alat steril dan sebagainya.
*      Faktor pendorong (reinforcing factor) yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat.
2.      Teori Snehandu B. Kar (1983)
Kar mencoba menganalisis perilaku kesehatan bertitik tolak bahwa perilaku merupakan fungsi dari :
*      Niat seseorang untuk bertindak sehubungan dengan kesehatan atau perawatan kesehatannya (behavior itention).
*      Dukungan sosial dari masyarakat sekitarnya (social support).
*      Adanya atau tidak adanya informasi tentang kesehatan atau fasilitas kesehatan (accesebility of information).
*      Otonomi pribadi orang yang bersangkutan dalam hal mengambil tindakan atau keputusan (personal autonomy).
*      Situasi yang memungkinkan untuk bertindak (action situation).
3.      Teori WHO (1984)
WHO menganalisis bahwa yang menyebabkan seseorang berperilaku tertentu adalah :
Pemikiran dan perasaan (thougts and feeling), yaitu dalam bentuk pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan dan penilaian seseorang terhadap objek (objek kesehatan).
*      Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain.
*      Kepercayaan sering atau diperoleh dari orang tua, kakek, atau nenek. Seseorang menerima kepercayaan berdasarkan keyakinan dan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu.
*      Sikap menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap objek. Sikap sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau orang lain yang paling dekat. Sikap membuat seseorang mendekati atau menjauhi orang lain atau objek lain. Sikap positif terhadap tindakan-tindakan kesehatan tidak selalu terwujud didalam suatu tindakan tergantung pada situasi saat itu, sikap akan diikuti oleh tindakan mengacu kepada pengalaman orang lain, sikap diikuti atau tidak diikuti oleh suatu tindakan berdasar pada banyak atau sedikitnya pengalaman seseorang.







NAMA                       : Maria Anita priska lambu  
NIM                            : 13.21.014861
PRODI                       : Bimbingan dan Konseling
M. KULIAH              : Psikologi Umum

BENTUK - BENTUK PERILAKU MANUSIA
Perilaku dapat diberi batasan sebagai suatu tanggapan individu terhadap rangsangan yang berasal dari dalam maupun luar diri individu tersebut secara garis besar bentuk perilaku ada tiga macam yaitu :
a.       Perilaku pasif (respons internal)
Perilaku yang sifatnya masih tertutup, terjadi dalam diri individu dan tidak dapat diamati secara langsung. Perilaku ini sebatas sikap belum ada tindakan yang nyata.
Contoh : berpikir, berfantasi, berangan-angan.
b.      Perilaku aktif (respons eksternal)
Perilaku yang sifatnya terbuka. Perilaku aktif adalah perilaku yang dapat diamati langsung, berupa tindakan nyata.
Contoh : mengerjakan ulangan, membaca buku pelajaran.
c.       Perilaku kesehatan
Perilaku kesehatan adalah tanggapan seseprang terhadap rangsangan yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, dan lingkungan. Menurut Notoatmodjo (1997), rangsangan yang terkait dengan perilaku kesehatan terdiri dari empat unsur, yaitu : sakit dan penyakit, sistem pelayanan, makanan dan lingkungan. Penjelasan secara rinci sebagai berikut :
a.       Perilaku terhadap sakit dan penyakit.
Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit sesuai dengan tingkat-tingkat pemberian pelayanan kesehatan yang menyeluruh atau sesuai dengan tingkat pencegahan penyakit, yaitu :
b.      Perilaku peningkatan dan pemeliharaan kesehatan (health promotion behavior).
Contoh : ibu-ibu memasak makanan yang ber vitamin dan bergizi untuk keluarganya.
c.       Perilaku pencegahan penyakit (health prevention behaviour).
Contoh : melaksanakan 3 M (menimbun, membakar, dan menguras) untuk mencegah penyakit demam berdarah.
d.      Perilaku pencarian pengobatan (health seeking behaviour).
Contoh : membeli dan meminum obat influenza dari warung atau toko obat.
e.       Perilaku pemulihan kesehatan (health rehabilitation behaviour).
Contoh : seorang penderita hepatitis melakukan diet dengan tidak makan makanan yang mengandung lemak.
Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan
Perilaku ini adalah respons individu terhadap system pelayanan kesehatan modern maupun tradisional, meliputi :
1.                    Respons terhadap fasilitas pelayanan kesehatan.
2.                    Respons terhadap cara pelayanan kesehatan.
3.                    Respons terhadap petugas kesehatan.
4.                    Respons terhadap pemberian obat-obatan.
f.       Perilaku terhadap makanan (nutrition behaviour).
Perilaku ini adalah respons individu terhadap makanan. Perilaku ini meliputi pengetahuan, persepsi, sikap, dan praktek terhadap makanan serta unsur-unsur yang terkandung di dalamnya (gizi, vitamin) dan pengelolaan makanan sehubungan kebutuhan tubuh kita.
g.      Perilaku terhadap lingkungan kesehatan (enviromental behavior).
Perilaku ini adalah respons individu terhadap lingkungan sebagai determinant (faktor penentu) kesehatan manusia. Lingkup perilaku ini sesuai lingkup kesehatan lingkungan, yaitu :
a.       Perilaku terhadap air bersih, meliputi manfaat dan penggunaan air bersih untuk kepentingan kesehatan.
b.      Perilaku sehubungan dengan pembuangan air kotor atau kotoran.
c.       Perilaku sehubungan dengan pembuangan limbah, baik limbah cair maupun padat.
d.      Perilaku sehubungan dengan rumah yang sehat, rumah sehat menyangkut ventilasi, pencahayaan, lantai dan sebagainya.
e.       Perilaku terhadap pembersihan sarang-sarang vektor.
Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua (Notoatmodjo, 2003):
1.       Perilaku tertutup (convert behavior)
       Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (convert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.
2.       Perilaku terbuka (overt behavior)
         Perilaku terbuka adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek (practice), yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.








NAMA                       : Melita                                   
NIM                            : 10.21.12353
PRODI                       : Bimbingan dan Konseling
M. KULIAH              : Psikologi Umum

JENIS – JENIS PERILAKU MANUSIA
1.      Perilaku Refleksif
         Perilaku refleksif adalah perilaku yang terjadi atas reaksi secara spontan terhadap stimulus yang mengenai organisme tersebut. Misalnya kedip mata bila kena sinar; gerak lutut bila kena sentuhan palu; menarik tangan apabila menyentuh api dan lain sebagainya.
         Perilaku refleksif terjadi dengan sendirinya, secara otomatis. Stimulus yang diterima organisme tidak sampai ke pusat susunan syaraf atau otak sebagai pusat kesadaran yang mengendalikan perilaku manusia. Dalam perilaku yang refleksif, respons langsung timbul begitu menerima stimulus. Dengan kata lain, begitu stimulus diterima oleh reseptor, begitu langsung respons timbul melalui afektor, tanpa melalui pusat kesadaran atau otak.
         Perilaku ini pada dasarnya tidak dapat dikendalikan. Hal ini karena perilaku refleksif merupakan perilaku yang alami, bukan perilaku yang dibentuk oleh pribadi yang bersangkutan.
2.       Perilaku Non-Refleksif
         Perilaku non-refleksif adalah perilaku yang dikendalikan atau diatur oleh pusat kesadaran/otak. Dalam kaitan ini, stimulus setelah diterima oleh reseptor langsung diteruskan ke otak sebagai pusat syaraf, pusat kesadaran , dan kemudian terjadi respons melalui afektor.
         Proses yang terjadi didalam otak atau pusat kesadaran inilah yang disebut proses psikologis. Perilaku atau aktivitas atas dasar proses psikologis inilah yang disebut aktivitas psikologis atau perilaku psikologis (Branca, 1964).
         Pada perilaku manusia, perilaku psikologis inilah yang dominan, merupakan perilaku yang dominan dalam pribadi manusia. Perilaku ini dapat dibentuk, dapat dikendalikan. Karena itu dapat berubah dari waktu ke waktu, sebagai hasil proses belajar.