BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perilaku adalah tindakan atau aktivitas
dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain
: berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca,
dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku
manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati
langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003).
Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus – Organisme – Respon.
Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus – Organisme – Respon.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Apa yang dimaksud dengan perilaku
manusia?
2.
Apa saja faktor – faktor yang
mempengaruhi perilaku manusia?
3.
Apa saja teori – teori tentang perilaku
manusia?
4.
Apa saja bentuk - bentuk perilaku
manusia?
5.
Apa saja jenis – jenis perilaku manusia?
C. TUJUAN MASALAH
1.
Untuk mengetahui apa itu perilaku
manusia.
2.
Mengetahui faktor faktor apa saja yang
dapat mempengaruhi perilaku manusia.
3.
Mengetahui teori – teori tentang
perilaku manusia.
4.
Untuk mengetahui apa saja bentuk -
bentuk perilaku manusia itu.
5.
Mengetahui apa saja jenis – jenis
perilaku manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PERILAKU MANUSIA
Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia
itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan,
berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan
sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku
manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung,
maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003).Menurut
Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), merumuskan bahwa
perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau
rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya
stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka
teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus Organisme
Respon.
Semua kegiatan atau aktifitas manusia, baik yang
dapat diamati secara langsung maupun tidak dapat diamati pihak luar
(Natoatmodjo, 2005)
Pesikologi memandang perilaku manusia(Human behavior) sebagai reaksi yang
dapat bersifat sederhana maupun kompleks. Perilaku secara luas tertentu tidak
hanya dapat ditinjau dalam kaitannya dengan sikap manusia.Namun satu hal selalu
dapat disimpulkan, yaitu bahwa perilaku manusia tidaklah sederhana untuk
dipahami dan diprediksikan.
B.
FAKTOR
– FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MANUSIA
Faktor
yang mempengaruri perilaku manusia antara lain:




Menurut Green (1980) dalam
Natoatmodjo (2003), perilaku ditentukan oleh 3 faktor yaitu:
1. Faktor
predisposisi (presdiposisi factors)
Faktor presdiposisi mencakup beberapa hal, antara
lain pengetahuan sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi kepercayaan
masyarakatterhadap hal – hal yang terkait dengan masalah kesehatan,sistem nilai
yang dianut masyarakat,tingkat pendidikan sosial dan sebagainya.
2. Faktor
pendukung (enabling factors)
Faktor ini mencakup ketersediaan alat, sarana dan
prasarana/fasilitas kesehatan masyarakat.
3. Faktor
penguat (reinforcing factors)
Sikap dan perilaku petugas, dukungan dan perilaku
tokohmasyarakat.
Secara garis besar ada dua
factor personal yang mempengaruhi perilaku manusia, yaitu factor biologis dan
factor sosiopsikologis.
- Faktor Biologis
Manusia
adalah mahluk biologis yang tidak berbeda dengan hewan.
Misalnya, ia lapar kalau tidak
makan selama 20 jam, kucing pun demikian. Manusia memerlukan lawan jenis untuk
kegiatan reproduktifnya, sapi pun juga begitu. Faktor biologis terlibat dalam seluruh
kegiatan manusia, dan bersatu dengan faktor sosiopsikologis.
Bahwa warisan
biologis menusia menentukan perilakunya, dapat dilacak sampai struktur DNA yang
menyimpan seluruh memori warisan biologis yang diterima dari kedua orang
tuanya. Sedemikian besarnya pengaruh warisan biologis ini sampai muncul aliran
baru, yang memandang segala kegiatan manusia, termasuk agama, kebudayaan, dan
moral bersumber dari struktur biologinya. Aliran ini dinamakan sosiobiologi.
Menurut
Wilson, perilaku sosial manusia dibimbing oleh aturan-aturan yang sudah
diprogram secara genetis dalam jiwa manusia.
Program ini
disebut ”epigenetic rules”, yang mengatur perilaku manusia seperti
kecenderungan menghindari ”incest”, kemampuan memahami ekspresi wajah, sampai
kepada persaingan politik.
Meskipun
pemikiran bahwa sosiobiologis sebagai determinisme biologis dalam kehidupan
sosial, kenyataannya menunjukkan bahwa struktur
biologis manusia seperti genetika, sistem syaraf, dan sistem hormonal, sangat
mempengaruhi perilaku manusia. Struktur biologis manusia seperti genetika,
system syaraf dan system hormonal sangat berpengaruh terhadap perilaku manusia.
- Faktor-faktor Sosio-psikologis
Karena manusia mahluk social,
dari proses social ia memperoleh beberapa karakteristik yang mempengaruhi
perilakunya.
Ada tiga komponen yang
berkaitan dengan factor sosiopsikologis ini, yaitu :
1.
komponen kognitif
2.
komponen afektif
3.
komponen konatif
Komponen
kognitif adalah aspek intelektual
yang berkaitan dengan apa yang diketahui, dipikirkan, dipahami, dan diingat
oleh manusia.
Komponen
afektif yang merupakan aspek emosional,
dan berkaitan dengan factor sosiopsikologis seperti senang, marah, benci,
setuju, dendam, kecewa, dsbnya.
Komponen
konatif adalah aspek volisional,
yang berhubungan dengan kebiasaan dan kemauan bertindak.
C.
TEORI
– TEORI PERILAKU MANUSIA
Perilaku
manusia itu didorong oleh motif tertentu sehingga manusia itu berperilaku.
Dalam hal ini terdapat beberapa teori, diantara teori – teori tersebut dapat
dikemukakan:
a. Teori
ini dikemukakan olehMc Dougall sebagai pelopor dari psikologi sosial, yang
menerbitkan buku yang berjudul psikologi sosial yang pertama kali, dan mulai
saat itu psikologi menjadi pembicaraan yang menarik. Menurut Mc Dougall
perilaku dipengaruhi oleh insting.
b. Teori
dorongan (drive theory)
Teori ini bertitik
tolak pada pandangan bahwa organisme itu mempunyai dorongan – dorongan atau
drive tertentu. Dorongan – dorongan ini berkaitan dengankebutuhan organisme
yang mendorong organisme berperilaku.
c. Teori
insentif (incentive theory)
Teori ini bertitik
tolak pada pendapat bahwa perilaku organisme itu disebabkan oleh insentif.
Dengan insentif maka akan mendorong organisme berbuat atau berpeilaku.
d. Teori
atribusi
Teori ini menjelaskan
sebab – sebab perilaku orang apakah perilaku ini disebabkan oleh diposisi
internal (misal motif atau sikap) ataukah oleh keadaan eksternal.
e. Teori
kognitif
Apakah seorang harus memilih
perilaku mana yang mesti dilakukan, maka yang bersangkutan akan memilih
alternatif perilaku yang akan membawamanfaat yang sebesar – besarnya bagi yang
bersangkutan.
Beberapa teori lain yang telah
dicoba untuk mengungkap faktor penentu yang dapat mempengaruhi perilaku
khususnya perilaku yang berhubungan dengan kesehatan, antara lain :
1. Teori Lawrence Green (1980)
Green mencoba menganalisis
perilaku manusia berangkat dari tingkat kesehatan. Bahwa kesehatan seseorang
dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yaitu faktor perilaku (behavior causes)
dan faktor diluar perilaku (non behavior causes).
Faktor perilaku ditentukan atau
dibentuk oleh :



2. Teori Snehandu B. Kar (1983)
Kar mencoba menganalisis perilaku
kesehatan bertitik tolak bahwa perilaku merupakan fungsi dari :





3. Teori WHO (1984)
WHO menganalisis bahwa yang
menyebabkan seseorang berperilaku tertentu adalah :
Pemikiran dan perasaan (thougts
and feeling), yaitu dalam bentuk pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan
dan penilaian seseorang terhadap objek (objek kesehatan).



D.
BENTUK
- BENTUK PERILAKU MANUSIA
Perilaku dapat diberi batasan sebagai suatu tanggapan
individu terhadap rangsangan yang berasal dari dalam maupun luar diri individu
tersebut secara garis besar bentuk perilaku ada tiga macam yaitu :
a. Perilaku pasif (respons internal)
Perilaku yang sifatnya masih tertutup, terjadi dalam diri individu dan tidak dapat diamati secara langsung. Perilaku ini sebatas sikap belum ada tindakan yang nyata.
Contoh : berpikir, berfantasi, berangan-angan.
Perilaku yang sifatnya masih tertutup, terjadi dalam diri individu dan tidak dapat diamati secara langsung. Perilaku ini sebatas sikap belum ada tindakan yang nyata.
Contoh : berpikir, berfantasi, berangan-angan.
b. Perilaku aktif (respons eksternal)
Perilaku yang sifatnya terbuka. Perilaku aktif adalah perilaku yang dapat diamati langsung, berupa tindakan nyata.
Contoh : mengerjakan ulangan, membaca buku pelajaran.
Perilaku yang sifatnya terbuka. Perilaku aktif adalah perilaku yang dapat diamati langsung, berupa tindakan nyata.
Contoh : mengerjakan ulangan, membaca buku pelajaran.
c. Perilaku kesehatan
Perilaku kesehatan adalah tanggapan seseprang terhadap rangsangan yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, dan lingkungan. Menurut Notoatmodjo (1997), rangsangan yang terkait dengan perilaku kesehatan terdiri dari empat unsur, yaitu : sakit dan penyakit, sistem pelayanan, makanan dan lingkungan. Penjelasan secara rinci sebagai berikut :
Perilaku kesehatan adalah tanggapan seseprang terhadap rangsangan yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, dan lingkungan. Menurut Notoatmodjo (1997), rangsangan yang terkait dengan perilaku kesehatan terdiri dari empat unsur, yaitu : sakit dan penyakit, sistem pelayanan, makanan dan lingkungan. Penjelasan secara rinci sebagai berikut :
1. Perilaku terhadap sakit dan penyakit.
Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit sesuai dengan tingkat-tingkat pemberian pelayanan kesehatan yang menyeluruh atau sesuai dengan tingkat pencegahan penyakit, yaitu :
Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit sesuai dengan tingkat-tingkat pemberian pelayanan kesehatan yang menyeluruh atau sesuai dengan tingkat pencegahan penyakit, yaitu :
a. Perilaku peningkatan dan pemeliharaan kesehatan
(health promotion behavior).
Contoh : ibu-ibu memasak makanan yang ber vitamin dan bergizi untuk keluarganya.
Contoh : ibu-ibu memasak makanan yang ber vitamin dan bergizi untuk keluarganya.
b. Perilaku pencegahan penyakit (health prevention
behaviour).
Contoh : melaksanakan 3 M (menimbun, membakar, dan menguras) untuk mencegah penyakit demam berdarah.
Contoh : melaksanakan 3 M (menimbun, membakar, dan menguras) untuk mencegah penyakit demam berdarah.
c. Perilaku pencarian pengobatan (health seeking
behaviour).
Contoh : membeli dan meminum obat influenza dari warung atau toko obat.
Contoh : membeli dan meminum obat influenza dari warung atau toko obat.
d. Perilaku pemulihan kesehatan (health rehabilitation
behaviour).
Contoh : seorang penderita hepatitis melakukan diet dengan tidak makan makanan yang mengandung lemak.
Contoh : seorang penderita hepatitis melakukan diet dengan tidak makan makanan yang mengandung lemak.
2. Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan
Perilaku ini adalah respons individu terhadap system pelayanan kesehatan modern maupun tradisional, meliputi :
Perilaku ini adalah respons individu terhadap system pelayanan kesehatan modern maupun tradisional, meliputi :
a. Respons terhadap fasilitas pelayanan kesehatan.
b. Respons terhadap cara pelayanan kesehatan.
c. Respons terhadap petugas kesehatan.
d. Respons terhadap pemberian obat-obatan.
3. Perilaku terhadap makanan (nutrition behaviour).
Perilaku ini adalah respons individu terhadap makanan. Perilaku ini meliputi pengetahuan, persepsi, sikap, dan praktek terhadap makanan serta unsur-unsur yang terkandung di dalamnya (gizi, vitamin) dan pengelolaan makanan sehubungan kebutuhan tubuh kita.
Perilaku ini adalah respons individu terhadap makanan. Perilaku ini meliputi pengetahuan, persepsi, sikap, dan praktek terhadap makanan serta unsur-unsur yang terkandung di dalamnya (gizi, vitamin) dan pengelolaan makanan sehubungan kebutuhan tubuh kita.
4. Perilaku terhadap lingkungan kesehatan (enviromental
behavior).
Perilaku ini adalah respons individu terhadap lingkungan sebagai determinant (faktor penentu) kesehatan manusia. Lingkup perilaku ini sesuai lingkup kesehatan lingkungan, yaitu :
Perilaku ini adalah respons individu terhadap lingkungan sebagai determinant (faktor penentu) kesehatan manusia. Lingkup perilaku ini sesuai lingkup kesehatan lingkungan, yaitu :
a. Perilaku terhadap air bersih, meliputi manfaat dan
penggunaan air bersih untuk kepentingan kesehatan.
b. Perilaku sehubungan dengan pembuangan air kotor atau
kotoran.
c. Perilaku sehubungan dengan pembuangan limbah, baik
limbah cair maupun padat.
d. Perilaku sehubungan dengan rumah yang sehat, rumah
sehat menyangkut ventilasi, pencahayaan, lantai dan sebagainya.
e. Perilaku terhadap pembersihan sarang-sarang vektor.
Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat
dibedakan menjadi dua (Notoatmodjo, 2003):
1. Perilaku
tertutup (convert behavior)
Perilaku tertutup adalah respon
seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (convert).
Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian,
persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang
menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang
lain.
2. Perilaku
terbuka (overt behavior)
Perilaku terbuka adalah
respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka.
Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau
praktek (practice), yang dengan mudah
dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.
E. JENIS –
JENIS PERILAKU MANUSIA
1. Perilaku
Refleksif
Perilaku refleksif adalah perilaku yang terjadi atas reaksi secara spontan
terhadap stimulus yang mengenai organisme tersebut. Misalnya kedip mata bila
kena sinar; gerak lutut bila kena sentuhan palu; menarik tangan apabila
menyentuh api dan lain sebagainya.
Perilaku refleksif terjadi dengan sendirinya, secara otomatis. Stimulus yang
diterima organisme tidak sampai ke pusat susunan syaraf atau otak sebagai pusat
kesadaran yang mengendalikan perilaku manusia. Dalam perilaku yang refleksif,
respons langsung timbul begitu menerima stimulus. Dengan kata lain, begitu
stimulus diterima oleh reseptor, begitu langsung respons timbul melalui
afektor, tanpa melalui pusat kesadaran atau otak.
Perilaku ini pada dasarnya tidak dapat dikendalikan. Hal ini karena perilaku
refleksif merupakan perilaku yang alami, bukan perilaku yang dibentuk oleh
pribadi yang bersangkutan.
2. Perilaku
Non-Refleksif
Perilaku non-refleksif adalah perilaku yang dikendalikan atau diatur oleh pusat
kesadaran/otak. Dalam kaitan ini, stimulus setelah diterima oleh reseptor
langsung diteruskan ke otak sebagai pusat syaraf, pusat kesadaran , dan
kemudian terjadi respons melalui afektor.
Proses yang terjadi didalam otak atau pusat kesadaran inilah yang disebut
proses psikologis. Perilaku atau aktivitas atas dasar proses psikologis inilah
yang disebut aktivitas psikologis atau perilaku psikologis (Branca, 1964).
Pada
perilaku manusia, perilaku psikologis inilah yang dominan, merupakan perilaku
yang dominan dalam pribadi manusia. Perilaku ini dapat dibentuk, dapat
dikendalikan. Karena itu dapat berubah dari waktu ke waktu, sebagai hasil
proses belajar.
BAB
III
PENUTUP
1.Perilaku
adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai
bentangan yang sangat luas
2. Faktor yang mempengaruhi prilaku manusia
a. genetika
b. sikap
c. norma sosial
3.
Tingkah laku manusia adalah sekumpulan tingkah laku yang di tonjolkan oleh
manusia
4. Tingkah laku seseorang dapat di lihat dari wajah seseorang
1.
Kita
harus dapat memahami tentang tingkah laku manusia
2. Dengan kita mengetahui
teori tentang tingkah laku manusia sehingga memudahkan kita. mengetahui tingkah
laku seseorang.
DAFTAR PUSTAKA
-
http:
//www.konseling.ugm.ac.id
-
http: //www.bimbingankonseling.com
-
Alwisol. 2006. Psikologi Kepribadian.
Malang:UMM Press.
-
Boeree, C.G. 2007. Personality Theories:Melacak
Kepribadian AndaBersama Psikolog Dunia. Alih bahasa oleh Injiak Ridwan
Muzir. Yogyakarta:Prismasophie
-
Crain, W. 2007. Teori Perkembangan :Konsep dan
Aplikasi. Alih bahasa oleh Yudi Santoso. Yogyakarta:Pustaka Pelajar
-
Jarvis, M. 2006. Teori-Teori Psikologi: Pendekatan
Modern untuk Memahami Perilaku, Perasaan, & Pikiran Manusia. Alih
bahasa oleh SPA-Team work. Bandung:Nusamedia
-
Koswara, E. 1991. Teori-Teori Kepribadian.
Bandung: Eresco
NAMA : FATMAWATI
NIM : 13.21.015259
PRODI : Bimbingan dan Konseling
M. KULIAH : Psikologi Umum
PENGERTIAN
PERILAKU MANUSIA
Perilaku
adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai
bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis,
tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini
dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan
atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat
diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003).Menurut Skinner, seperti yang
dikutip oleh Notoatmodjo (2003), merumuskan bahwa perilaku merupakan respon
atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena
perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan
kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori
“S-O-R” atau Stimulus Organisme Respon.
Semua
kegiatan atau aktifitas manusia, baik yang dapat diamati secara langsung maupun
tidak dapat diamati pihak luar (Natoatmodjo, 2005)
Pesikologi
memandang perilaku manusia(Human behavior)
sebagai reaksi yang dapat bersifat sederhana maupun kompleks. Perilaku secara
luas tertentu tidak hanya dapat ditinjau dalam kaitannya dengan sikap manusia.Namun
satu hal selalu dapat disimpulkan, yaitu bahwa perilaku manusia tidaklah sederhana
untuk dipahami dan diprediksikan.
NAMA : Apsabra
NIM : 13.21.014578
PRODI : Bimbingan dan Konseling
M. KULIAH : Psikologi Umum
PRODI : Bimbingan dan Konseling
M. KULIAH : Psikologi Umum
FAKTOR
– FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MANUSIA
Faktor yang
mempengaruri perilaku manusia antara lain:




Menurut Green (1980) dalam
Natoatmodjo (2003), perilaku ditentukan oleh 3 faktor yaitu:
1. Faktor
predisposisi (presdiposisi factors)
Faktor presdiposisi mencakup beberapa hal, antara
lain pengetahuan sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi kepercayaan
masyarakatterhadap hal – hal yang terkait dengan masalah kesehatan,sistem nilai
yang dianut masyarakat,tingkat pendidikan sosial dan sebagainya.
2. Faktor
pendukung (enabling factors)
Faktor ini mencakup ketersediaan alat, sarana dan
prasarana/fasilitas kesehatan masyarakat.
3. Faktor
penguat (reinforcing factors)
Sikap dan perilaku petugas, dukungan dan perilaku
tokohmasyarakat.
Secara garis besar ada dua
factor personal yang mempengaruhi perilaku manusia, yaitu factor biologis dan
factor sosiopsikologis.
1. Faktor
Biologis
Manusia
adalah mahluk biologis yang tidak berbeda dengan hewan.
Misalnya, ia lapar kalau tidak
makan selama 20 jam, kucing pun demikian. Manusia memerlukan lawan jenis untuk
kegiatan reproduktifnya, sapi pun juga begitu. Faktor biologis terlibat dalam
seluruh kegiatan manusia, dan bersatu dengan faktor sosiopsikologis.
Bahwa warisan
biologis menusia menentukan perilakunya, dapat dilacak sampai struktur DNA yang
menyimpan seluruh memori warisan biologis yang diterima dari kedua orang
tuanya. Sedemikian besarnya pengaruh warisan biologis ini sampai muncul aliran
baru, yang memandang segala kegiatan manusia, termasuk agama, kebudayaan, dan
moral bersumber dari struktur biologinya. Aliran ini dinamakan sosiobiologi.
Menurut
Wilson, perilaku sosial manusia dibimbing oleh aturan-aturan yang sudah
diprogram secara genetis dalam jiwa manusia.
Program ini
disebut ”epigenetic rules”, yang mengatur perilaku manusia seperti
kecenderungan menghindari ”incest”, kemampuan memahami ekspresi wajah, sampai
kepada persaingan politik.
Meskipun
pemikiran bahwa sosiobiologis sebagai determinisme biologis dalam kehidupan
sosial, kenyataannya menunjukkan bahwa struktur
biologis manusia seperti genetika, sistem syaraf, dan sistem hormonal, sangat
mempengaruhi perilaku manusia. Struktur biologis manusia seperti genetika,
system syaraf dan system hormonal sangat berpengaruh terhadap perilaku manusia.
2. Faktor-faktor
Sosio-psikologis
Karena manusia mahluk social,
dari proses social ia memperoleh beberapa karakteristik yang mempengaruhi perilakunya.
Ada tiga komponen yang
berkaitan dengan factor sosiopsikologis ini, yaitu :
1.
komponen kognitif
2.
komponen afektif
3.
komponen konatif
Komponen
kognitif adalah aspek intelektual
yang berkaitan dengan apa yang diketahui, dipikirkan, dipahami, dan diingat
oleh manusia.
Komponen
afektif yang merupakan aspek emosional,
dan berkaitan dengan factor sosiopsikologis seperti senang, marah, benci,
setuju, dendam, kecewa, dsbnya.
Komponen
konatif adalah aspek volisional,
yang berhubungan dengan kebiasaan dan kemauan bertindak.
NAMA : Dwi sri utami
NIM : 13.21.014870
PRODI : Bimbingan dan Konseling
M. KULIAH ; Psikologi Umum
TEORI
– TEORI PERILAKU MANUSIA
Perilaku manusia itu didorong
oleh motif tertentu sehingga manusia itu berperilaku. Dalam hal ini terdapat
beberapa teori, diantara teori – teori tersebut dapat dikemukakan:
a. Teori
ini dikemukakan olehMc Dougall sebagai pelopor dari psikologi sosial, yang
menerbitkan buku yang berjudul psikologi sosial yang pertama kali, dan mulai
saat itu psikologi menjadi pembicaraan yang menarik. Menurut Mc Dougall
perilaku dipengaruhi oleh insting.
b. Teori
dorongan (drive theory)
Teori ini bertitik
tolak pada pandangan bahwa organisme itu mempunyai dorongan – dorongan atau
drive tertentu. Dorongan – dorongan ini berkaitan dengankebutuhan organisme
yang mendorong organisme berperilaku.
c. Teori
insentif (incentive theory)
Teori ini bertitik
tolak pada pendapat bahwa perilaku organisme itu disebabkan oleh insentif.
Dengan insentif maka akan mendorong organisme berbuat atau berpeilaku.
d. Teori
atribusi
Teori ini menjelaskan
sebab – sebab perilaku orang apakah perilaku ini disebabkan oleh diposisi
internal (misal motif atau sikap) ataukah oleh keadaan eksternal.
e. Teori
kognitif
Apakah seorang harus memilih
perilaku mana yang mesti dilakukan, maka yang bersangkutan akan memilih
alternatif perilaku yang akan membawamanfaat yang sebesar – besarnya bagi yang
bersangkutan.
Beberapa teori lain yang telah
dicoba untuk mengungkap faktor penentu yang dapat mempengaruhi perilaku
khususnya perilaku yang berhubungan dengan kesehatan, antara lain :
1. Teori Lawrence Green (1980)
Green mencoba menganalisis
perilaku manusia berangkat dari tingkat kesehatan. Bahwa kesehatan seseorang
dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yaitu faktor perilaku (behavior causes)
dan faktor diluar perilaku (non behavior causes).
Faktor perilaku ditentukan atau
dibentuk oleh :



2. Teori Snehandu B. Kar (1983)
Kar mencoba menganalisis perilaku
kesehatan bertitik tolak bahwa perilaku merupakan fungsi dari :





3. Teori WHO (1984)
WHO menganalisis bahwa yang menyebabkan
seseorang berperilaku tertentu adalah :
Pemikiran dan perasaan (thougts
and feeling), yaitu dalam bentuk pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan
dan penilaian seseorang terhadap objek (objek kesehatan).



NAMA : Maria Anita priska lambu
NIM : 13.21.014861
PRODI : Bimbingan dan Konseling
M. KULIAH : Psikologi Umum
PRODI : Bimbingan dan Konseling
M. KULIAH : Psikologi Umum
BENTUK - BENTUK PERILAKU
MANUSIA
Perilaku dapat diberi batasan sebagai suatu tanggapan
individu terhadap rangsangan yang berasal dari dalam maupun luar diri individu
tersebut secara garis besar bentuk perilaku ada tiga macam yaitu :
a. Perilaku pasif (respons internal)
Perilaku yang sifatnya masih tertutup, terjadi dalam diri individu dan tidak dapat diamati secara langsung. Perilaku ini sebatas sikap belum ada tindakan yang nyata.
Contoh : berpikir, berfantasi, berangan-angan.
Perilaku yang sifatnya masih tertutup, terjadi dalam diri individu dan tidak dapat diamati secara langsung. Perilaku ini sebatas sikap belum ada tindakan yang nyata.
Contoh : berpikir, berfantasi, berangan-angan.
b. Perilaku aktif (respons eksternal)
Perilaku yang sifatnya terbuka. Perilaku aktif adalah perilaku yang dapat diamati langsung, berupa tindakan nyata.
Contoh : mengerjakan ulangan, membaca buku pelajaran.
Perilaku yang sifatnya terbuka. Perilaku aktif adalah perilaku yang dapat diamati langsung, berupa tindakan nyata.
Contoh : mengerjakan ulangan, membaca buku pelajaran.
c. Perilaku kesehatan
Perilaku kesehatan adalah tanggapan seseprang terhadap rangsangan yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, dan lingkungan. Menurut Notoatmodjo (1997), rangsangan yang terkait dengan perilaku kesehatan terdiri dari empat unsur, yaitu : sakit dan penyakit, sistem pelayanan, makanan dan lingkungan. Penjelasan secara rinci sebagai berikut :
Perilaku kesehatan adalah tanggapan seseprang terhadap rangsangan yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, dan lingkungan. Menurut Notoatmodjo (1997), rangsangan yang terkait dengan perilaku kesehatan terdiri dari empat unsur, yaitu : sakit dan penyakit, sistem pelayanan, makanan dan lingkungan. Penjelasan secara rinci sebagai berikut :
a. Perilaku terhadap sakit dan penyakit.
Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit sesuai dengan tingkat-tingkat pemberian pelayanan kesehatan yang menyeluruh atau sesuai dengan tingkat pencegahan penyakit, yaitu :
Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit sesuai dengan tingkat-tingkat pemberian pelayanan kesehatan yang menyeluruh atau sesuai dengan tingkat pencegahan penyakit, yaitu :
b. Perilaku peningkatan dan pemeliharaan kesehatan
(health promotion behavior).
Contoh : ibu-ibu memasak makanan yang ber vitamin dan bergizi untuk keluarganya.
Contoh : ibu-ibu memasak makanan yang ber vitamin dan bergizi untuk keluarganya.
c. Perilaku pencegahan penyakit (health prevention
behaviour).
Contoh : melaksanakan 3 M (menimbun, membakar, dan menguras) untuk mencegah penyakit demam berdarah.
Contoh : melaksanakan 3 M (menimbun, membakar, dan menguras) untuk mencegah penyakit demam berdarah.
d. Perilaku pencarian pengobatan (health seeking
behaviour).
Contoh : membeli dan meminum obat influenza dari warung atau toko obat.
Contoh : membeli dan meminum obat influenza dari warung atau toko obat.
e. Perilaku pemulihan kesehatan (health rehabilitation
behaviour).
Contoh : seorang penderita hepatitis melakukan diet dengan tidak makan makanan yang mengandung lemak.
Contoh : seorang penderita hepatitis melakukan diet dengan tidak makan makanan yang mengandung lemak.
Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan
Perilaku ini adalah respons individu terhadap system pelayanan kesehatan modern maupun tradisional, meliputi :
Perilaku ini adalah respons individu terhadap system pelayanan kesehatan modern maupun tradisional, meliputi :
1.
Respons terhadap
fasilitas pelayanan kesehatan.
2.
Respons terhadap
cara pelayanan kesehatan.
3.
Respons terhadap
petugas kesehatan.
4.
Respons terhadap
pemberian obat-obatan.
f. Perilaku terhadap makanan (nutrition behaviour).
Perilaku ini adalah respons individu terhadap makanan. Perilaku ini meliputi pengetahuan, persepsi, sikap, dan praktek terhadap makanan serta unsur-unsur yang terkandung di dalamnya (gizi, vitamin) dan pengelolaan makanan sehubungan kebutuhan tubuh kita.
Perilaku ini adalah respons individu terhadap makanan. Perilaku ini meliputi pengetahuan, persepsi, sikap, dan praktek terhadap makanan serta unsur-unsur yang terkandung di dalamnya (gizi, vitamin) dan pengelolaan makanan sehubungan kebutuhan tubuh kita.
g. Perilaku terhadap lingkungan kesehatan (enviromental
behavior).
Perilaku ini adalah respons individu terhadap lingkungan sebagai determinant (faktor penentu) kesehatan manusia. Lingkup perilaku ini sesuai lingkup kesehatan lingkungan, yaitu :
Perilaku ini adalah respons individu terhadap lingkungan sebagai determinant (faktor penentu) kesehatan manusia. Lingkup perilaku ini sesuai lingkup kesehatan lingkungan, yaitu :
a. Perilaku terhadap air bersih, meliputi manfaat dan
penggunaan air bersih untuk kepentingan kesehatan.
b. Perilaku sehubungan dengan pembuangan air kotor atau
kotoran.
c. Perilaku sehubungan dengan pembuangan limbah, baik
limbah cair maupun padat.
d. Perilaku sehubungan dengan rumah yang sehat, rumah
sehat menyangkut ventilasi, pencahayaan, lantai dan sebagainya.
e. Perilaku terhadap pembersihan sarang-sarang vektor.
Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat
dibedakan menjadi dua (Notoatmodjo, 2003):
1.
Perilaku tertutup (convert behavior)
Perilaku tertutup adalah respon
seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (convert).
Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian,
persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang
menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang
lain.
2.
Perilaku terbuka (overt behavior)
Perilaku terbuka adalah
respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka.
Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau
praktek (practice), yang dengan mudah
dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.
NAMA : Melita
NIM : 10.21.12353
PRODI : Bimbingan dan Konseling
M. KULIAH : Psikologi Umum
PRODI : Bimbingan dan Konseling
M. KULIAH : Psikologi Umum
JENIS – JENIS PERILAKU MANUSIA
1. Perilaku
Refleksif
Perilaku refleksif adalah perilaku yang terjadi atas reaksi secara spontan
terhadap stimulus yang mengenai organisme tersebut. Misalnya kedip mata bila
kena sinar; gerak lutut bila kena sentuhan palu; menarik tangan apabila
menyentuh api dan lain sebagainya.
Perilaku refleksif terjadi dengan sendirinya, secara otomatis. Stimulus yang
diterima organisme tidak sampai ke pusat susunan syaraf atau otak sebagai pusat
kesadaran yang mengendalikan perilaku manusia. Dalam perilaku yang refleksif,
respons langsung timbul begitu menerima stimulus. Dengan kata lain, begitu
stimulus diterima oleh reseptor, begitu langsung respons timbul melalui
afektor, tanpa melalui pusat kesadaran atau otak.
Perilaku ini pada dasarnya tidak dapat dikendalikan. Hal ini karena perilaku
refleksif merupakan perilaku yang alami, bukan perilaku yang dibentuk oleh
pribadi yang bersangkutan.
2. Perilaku
Non-Refleksif
Perilaku non-refleksif adalah perilaku yang dikendalikan atau diatur oleh pusat
kesadaran/otak. Dalam kaitan ini, stimulus setelah diterima oleh reseptor
langsung diteruskan ke otak sebagai pusat syaraf, pusat kesadaran , dan
kemudian terjadi respons melalui afektor.
Proses yang terjadi didalam otak atau pusat kesadaran inilah yang disebut
proses psikologis. Perilaku atau aktivitas atas dasar proses psikologis inilah
yang disebut aktivitas psikologis atau perilaku psikologis (Branca, 1964).
Pada
perilaku manusia, perilaku psikologis inilah yang dominan, merupakan perilaku
yang dominan dalam pribadi manusia. Perilaku ini dapat dibentuk, dapat
dikendalikan. Karena itu dapat berubah dari waktu ke waktu, sebagai hasil
proses belajar.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perilaku adalah tindakan atau aktivitas
dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain
: berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca,
dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku
manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati
langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003).
Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus – Organisme – Respon.
Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus – Organisme – Respon.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Apa yang dimaksud dengan perilaku
manusia?
2.
Apa saja faktor – faktor yang
mempengaruhi perilaku manusia?
3.
Apa saja teori – teori tentang perilaku
manusia?
4.
Apa saja bentuk - bentuk perilaku
manusia?
5.
Apa saja jenis – jenis perilaku manusia?
C. TUJUAN MASALAH
1.
Untuk mengetahui apa itu perilaku
manusia.
2.
Mengetahui faktor faktor apa saja yang
dapat mempengaruhi perilaku manusia.
3.
Mengetahui teori – teori tentang
perilaku manusia.
4.
Untuk mengetahui apa saja bentuk -
bentuk perilaku manusia itu.
5.
Mengetahui apa saja jenis – jenis
perilaku manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PERILAKU MANUSIA
Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia
itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan,
berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan
sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku
manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung,
maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003).Menurut
Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), merumuskan bahwa
perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau
rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya
stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka
teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus Organisme
Respon.
Semua kegiatan atau aktifitas manusia, baik yang
dapat diamati secara langsung maupun tidak dapat diamati pihak luar
(Natoatmodjo, 2005)
Pesikologi memandang perilaku manusia(Human behavior) sebagai reaksi yang
dapat bersifat sederhana maupun kompleks. Perilaku secara luas tertentu tidak
hanya dapat ditinjau dalam kaitannya dengan sikap manusia.Namun satu hal selalu
dapat disimpulkan, yaitu bahwa perilaku manusia tidaklah sederhana untuk
dipahami dan diprediksikan.
B.
FAKTOR
– FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MANUSIA
Faktor
yang mempengaruri perilaku manusia antara lain:




Menurut Green (1980) dalam
Natoatmodjo (2003), perilaku ditentukan oleh 3 faktor yaitu:
1. Faktor
predisposisi (presdiposisi factors)
Faktor presdiposisi mencakup beberapa hal, antara
lain pengetahuan sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi kepercayaan
masyarakatterhadap hal – hal yang terkait dengan masalah kesehatan,sistem nilai
yang dianut masyarakat,tingkat pendidikan sosial dan sebagainya.
2. Faktor
pendukung (enabling factors)
Faktor ini mencakup ketersediaan alat, sarana dan
prasarana/fasilitas kesehatan masyarakat.
3. Faktor
penguat (reinforcing factors)
Sikap dan perilaku petugas, dukungan dan perilaku
tokohmasyarakat.
Secara garis besar ada dua
factor personal yang mempengaruhi perilaku manusia, yaitu factor biologis dan
factor sosiopsikologis.
- Faktor Biologis
Manusia
adalah mahluk biologis yang tidak berbeda dengan hewan.
Misalnya, ia lapar kalau tidak
makan selama 20 jam, kucing pun demikian. Manusia memerlukan lawan jenis untuk
kegiatan reproduktifnya, sapi pun juga begitu. Faktor biologis terlibat dalam seluruh
kegiatan manusia, dan bersatu dengan faktor sosiopsikologis.
Bahwa warisan
biologis menusia menentukan perilakunya, dapat dilacak sampai struktur DNA yang
menyimpan seluruh memori warisan biologis yang diterima dari kedua orang
tuanya. Sedemikian besarnya pengaruh warisan biologis ini sampai muncul aliran
baru, yang memandang segala kegiatan manusia, termasuk agama, kebudayaan, dan
moral bersumber dari struktur biologinya. Aliran ini dinamakan sosiobiologi.
Menurut
Wilson, perilaku sosial manusia dibimbing oleh aturan-aturan yang sudah
diprogram secara genetis dalam jiwa manusia.
Program ini
disebut ”epigenetic rules”, yang mengatur perilaku manusia seperti
kecenderungan menghindari ”incest”, kemampuan memahami ekspresi wajah, sampai
kepada persaingan politik.
Meskipun
pemikiran bahwa sosiobiologis sebagai determinisme biologis dalam kehidupan
sosial, kenyataannya menunjukkan bahwa struktur
biologis manusia seperti genetika, sistem syaraf, dan sistem hormonal, sangat
mempengaruhi perilaku manusia. Struktur biologis manusia seperti genetika,
system syaraf dan system hormonal sangat berpengaruh terhadap perilaku manusia.
- Faktor-faktor Sosio-psikologis
Karena manusia mahluk social,
dari proses social ia memperoleh beberapa karakteristik yang mempengaruhi
perilakunya.
Ada tiga komponen yang
berkaitan dengan factor sosiopsikologis ini, yaitu :
1.
komponen kognitif
2.
komponen afektif
3.
komponen konatif
Komponen
kognitif adalah aspek intelektual
yang berkaitan dengan apa yang diketahui, dipikirkan, dipahami, dan diingat
oleh manusia.
Komponen
afektif yang merupakan aspek emosional,
dan berkaitan dengan factor sosiopsikologis seperti senang, marah, benci,
setuju, dendam, kecewa, dsbnya.
Komponen
konatif adalah aspek volisional,
yang berhubungan dengan kebiasaan dan kemauan bertindak.
C.
TEORI
– TEORI PERILAKU MANUSIA
Perilaku
manusia itu didorong oleh motif tertentu sehingga manusia itu berperilaku.
Dalam hal ini terdapat beberapa teori, diantara teori – teori tersebut dapat
dikemukakan:
a. Teori
ini dikemukakan olehMc Dougall sebagai pelopor dari psikologi sosial, yang
menerbitkan buku yang berjudul psikologi sosial yang pertama kali, dan mulai
saat itu psikologi menjadi pembicaraan yang menarik. Menurut Mc Dougall
perilaku dipengaruhi oleh insting.
b. Teori
dorongan (drive theory)
Teori ini bertitik
tolak pada pandangan bahwa organisme itu mempunyai dorongan – dorongan atau
drive tertentu. Dorongan – dorongan ini berkaitan dengankebutuhan organisme
yang mendorong organisme berperilaku.
c. Teori
insentif (incentive theory)
Teori ini bertitik
tolak pada pendapat bahwa perilaku organisme itu disebabkan oleh insentif.
Dengan insentif maka akan mendorong organisme berbuat atau berpeilaku.
d. Teori
atribusi
Teori ini menjelaskan
sebab – sebab perilaku orang apakah perilaku ini disebabkan oleh diposisi
internal (misal motif atau sikap) ataukah oleh keadaan eksternal.
e. Teori
kognitif
Apakah seorang harus memilih
perilaku mana yang mesti dilakukan, maka yang bersangkutan akan memilih
alternatif perilaku yang akan membawamanfaat yang sebesar – besarnya bagi yang
bersangkutan.
Beberapa teori lain yang telah
dicoba untuk mengungkap faktor penentu yang dapat mempengaruhi perilaku
khususnya perilaku yang berhubungan dengan kesehatan, antara lain :
1. Teori Lawrence Green (1980)
Green mencoba menganalisis
perilaku manusia berangkat dari tingkat kesehatan. Bahwa kesehatan seseorang
dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yaitu faktor perilaku (behavior causes)
dan faktor diluar perilaku (non behavior causes).
Faktor perilaku ditentukan atau
dibentuk oleh :



2. Teori Snehandu B. Kar (1983)
Kar mencoba menganalisis perilaku
kesehatan bertitik tolak bahwa perilaku merupakan fungsi dari :





3. Teori WHO (1984)
WHO menganalisis bahwa yang
menyebabkan seseorang berperilaku tertentu adalah :
Pemikiran dan perasaan (thougts
and feeling), yaitu dalam bentuk pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan
dan penilaian seseorang terhadap objek (objek kesehatan).



D.
BENTUK
- BENTUK PERILAKU MANUSIA
Perilaku dapat diberi batasan sebagai suatu tanggapan
individu terhadap rangsangan yang berasal dari dalam maupun luar diri individu
tersebut secara garis besar bentuk perilaku ada tiga macam yaitu :
a. Perilaku pasif (respons internal)
Perilaku yang sifatnya masih tertutup, terjadi dalam diri individu dan tidak dapat diamati secara langsung. Perilaku ini sebatas sikap belum ada tindakan yang nyata.
Contoh : berpikir, berfantasi, berangan-angan.
Perilaku yang sifatnya masih tertutup, terjadi dalam diri individu dan tidak dapat diamati secara langsung. Perilaku ini sebatas sikap belum ada tindakan yang nyata.
Contoh : berpikir, berfantasi, berangan-angan.
b. Perilaku aktif (respons eksternal)
Perilaku yang sifatnya terbuka. Perilaku aktif adalah perilaku yang dapat diamati langsung, berupa tindakan nyata.
Contoh : mengerjakan ulangan, membaca buku pelajaran.
Perilaku yang sifatnya terbuka. Perilaku aktif adalah perilaku yang dapat diamati langsung, berupa tindakan nyata.
Contoh : mengerjakan ulangan, membaca buku pelajaran.
c. Perilaku kesehatan
Perilaku kesehatan adalah tanggapan seseprang terhadap rangsangan yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, dan lingkungan. Menurut Notoatmodjo (1997), rangsangan yang terkait dengan perilaku kesehatan terdiri dari empat unsur, yaitu : sakit dan penyakit, sistem pelayanan, makanan dan lingkungan. Penjelasan secara rinci sebagai berikut :
Perilaku kesehatan adalah tanggapan seseprang terhadap rangsangan yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, dan lingkungan. Menurut Notoatmodjo (1997), rangsangan yang terkait dengan perilaku kesehatan terdiri dari empat unsur, yaitu : sakit dan penyakit, sistem pelayanan, makanan dan lingkungan. Penjelasan secara rinci sebagai berikut :
1. Perilaku terhadap sakit dan penyakit.
Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit sesuai dengan tingkat-tingkat pemberian pelayanan kesehatan yang menyeluruh atau sesuai dengan tingkat pencegahan penyakit, yaitu :
Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit sesuai dengan tingkat-tingkat pemberian pelayanan kesehatan yang menyeluruh atau sesuai dengan tingkat pencegahan penyakit, yaitu :
a. Perilaku peningkatan dan pemeliharaan kesehatan
(health promotion behavior).
Contoh : ibu-ibu memasak makanan yang ber vitamin dan bergizi untuk keluarganya.
Contoh : ibu-ibu memasak makanan yang ber vitamin dan bergizi untuk keluarganya.
b. Perilaku pencegahan penyakit (health prevention
behaviour).
Contoh : melaksanakan 3 M (menimbun, membakar, dan menguras) untuk mencegah penyakit demam berdarah.
Contoh : melaksanakan 3 M (menimbun, membakar, dan menguras) untuk mencegah penyakit demam berdarah.
c. Perilaku pencarian pengobatan (health seeking
behaviour).
Contoh : membeli dan meminum obat influenza dari warung atau toko obat.
Contoh : membeli dan meminum obat influenza dari warung atau toko obat.
d. Perilaku pemulihan kesehatan (health rehabilitation
behaviour).
Contoh : seorang penderita hepatitis melakukan diet dengan tidak makan makanan yang mengandung lemak.
Contoh : seorang penderita hepatitis melakukan diet dengan tidak makan makanan yang mengandung lemak.
2. Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan
Perilaku ini adalah respons individu terhadap system pelayanan kesehatan modern maupun tradisional, meliputi :
Perilaku ini adalah respons individu terhadap system pelayanan kesehatan modern maupun tradisional, meliputi :
a. Respons terhadap fasilitas pelayanan kesehatan.
b. Respons terhadap cara pelayanan kesehatan.
c. Respons terhadap petugas kesehatan.
d. Respons terhadap pemberian obat-obatan.
3. Perilaku terhadap makanan (nutrition behaviour).
Perilaku ini adalah respons individu terhadap makanan. Perilaku ini meliputi pengetahuan, persepsi, sikap, dan praktek terhadap makanan serta unsur-unsur yang terkandung di dalamnya (gizi, vitamin) dan pengelolaan makanan sehubungan kebutuhan tubuh kita.
Perilaku ini adalah respons individu terhadap makanan. Perilaku ini meliputi pengetahuan, persepsi, sikap, dan praktek terhadap makanan serta unsur-unsur yang terkandung di dalamnya (gizi, vitamin) dan pengelolaan makanan sehubungan kebutuhan tubuh kita.
4. Perilaku terhadap lingkungan kesehatan (enviromental
behavior).
Perilaku ini adalah respons individu terhadap lingkungan sebagai determinant (faktor penentu) kesehatan manusia. Lingkup perilaku ini sesuai lingkup kesehatan lingkungan, yaitu :
Perilaku ini adalah respons individu terhadap lingkungan sebagai determinant (faktor penentu) kesehatan manusia. Lingkup perilaku ini sesuai lingkup kesehatan lingkungan, yaitu :
a. Perilaku terhadap air bersih, meliputi manfaat dan
penggunaan air bersih untuk kepentingan kesehatan.
b. Perilaku sehubungan dengan pembuangan air kotor atau
kotoran.
c. Perilaku sehubungan dengan pembuangan limbah, baik
limbah cair maupun padat.
d. Perilaku sehubungan dengan rumah yang sehat, rumah
sehat menyangkut ventilasi, pencahayaan, lantai dan sebagainya.
e. Perilaku terhadap pembersihan sarang-sarang vektor.
Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat
dibedakan menjadi dua (Notoatmodjo, 2003):
1. Perilaku
tertutup (convert behavior)
Perilaku tertutup adalah respon
seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (convert).
Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian,
persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang
menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang
lain.
2. Perilaku
terbuka (overt behavior)
Perilaku terbuka adalah
respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka.
Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau
praktek (practice), yang dengan mudah
dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.
E. JENIS –
JENIS PERILAKU MANUSIA
1. Perilaku
Refleksif
Perilaku refleksif adalah perilaku yang terjadi atas reaksi secara spontan
terhadap stimulus yang mengenai organisme tersebut. Misalnya kedip mata bila
kena sinar; gerak lutut bila kena sentuhan palu; menarik tangan apabila
menyentuh api dan lain sebagainya.
Perilaku refleksif terjadi dengan sendirinya, secara otomatis. Stimulus yang
diterima organisme tidak sampai ke pusat susunan syaraf atau otak sebagai pusat
kesadaran yang mengendalikan perilaku manusia. Dalam perilaku yang refleksif,
respons langsung timbul begitu menerima stimulus. Dengan kata lain, begitu
stimulus diterima oleh reseptor, begitu langsung respons timbul melalui
afektor, tanpa melalui pusat kesadaran atau otak.
Perilaku ini pada dasarnya tidak dapat dikendalikan. Hal ini karena perilaku
refleksif merupakan perilaku yang alami, bukan perilaku yang dibentuk oleh
pribadi yang bersangkutan.
2. Perilaku
Non-Refleksif
Perilaku non-refleksif adalah perilaku yang dikendalikan atau diatur oleh pusat
kesadaran/otak. Dalam kaitan ini, stimulus setelah diterima oleh reseptor
langsung diteruskan ke otak sebagai pusat syaraf, pusat kesadaran , dan
kemudian terjadi respons melalui afektor.
Proses yang terjadi didalam otak atau pusat kesadaran inilah yang disebut
proses psikologis. Perilaku atau aktivitas atas dasar proses psikologis inilah
yang disebut aktivitas psikologis atau perilaku psikologis (Branca, 1964).
Pada
perilaku manusia, perilaku psikologis inilah yang dominan, merupakan perilaku
yang dominan dalam pribadi manusia. Perilaku ini dapat dibentuk, dapat
dikendalikan. Karena itu dapat berubah dari waktu ke waktu, sebagai hasil
proses belajar.
BAB
III
PENUTUP
1.Perilaku
adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai
bentangan yang sangat luas
2. Faktor yang mempengaruhi prilaku manusia
a. genetika
b. sikap
c. norma sosial
3.
Tingkah laku manusia adalah sekumpulan tingkah laku yang di tonjolkan oleh
manusia
4. Tingkah laku seseorang dapat di lihat dari wajah seseorang
1.
Kita
harus dapat memahami tentang tingkah laku manusia
2. Dengan kita mengetahui
teori tentang tingkah laku manusia sehingga memudahkan kita. mengetahui tingkah
laku seseorang.
DAFTAR PUSTAKA
-
http:
//www.konseling.ugm.ac.id
-
http: //www.bimbingankonseling.com
-
Alwisol. 2006. Psikologi Kepribadian.
Malang:UMM Press.
-
Boeree, C.G. 2007. Personality Theories:Melacak
Kepribadian AndaBersama Psikolog Dunia. Alih bahasa oleh Injiak Ridwan
Muzir. Yogyakarta:Prismasophie
-
Crain, W. 2007. Teori Perkembangan :Konsep dan
Aplikasi. Alih bahasa oleh Yudi Santoso. Yogyakarta:Pustaka Pelajar
-
Jarvis, M. 2006. Teori-Teori Psikologi: Pendekatan
Modern untuk Memahami Perilaku, Perasaan, & Pikiran Manusia. Alih
bahasa oleh SPA-Team work. Bandung:Nusamedia
-
Koswara, E. 1991. Teori-Teori Kepribadian.
Bandung: Eresco
NAMA : FATMAWATI
NIM : 13.21.015259
PRODI : Bimbingan dan Konseling
M. KULIAH : Psikologi Umum
PENGERTIAN
PERILAKU MANUSIA
Perilaku
adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai
bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis,
tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini
dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan
atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat
diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003).Menurut Skinner, seperti yang
dikutip oleh Notoatmodjo (2003), merumuskan bahwa perilaku merupakan respon
atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena
perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan
kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori
“S-O-R” atau Stimulus Organisme Respon.
Semua
kegiatan atau aktifitas manusia, baik yang dapat diamati secara langsung maupun
tidak dapat diamati pihak luar (Natoatmodjo, 2005)
Pesikologi
memandang perilaku manusia(Human behavior)
sebagai reaksi yang dapat bersifat sederhana maupun kompleks. Perilaku secara
luas tertentu tidak hanya dapat ditinjau dalam kaitannya dengan sikap manusia.Namun
satu hal selalu dapat disimpulkan, yaitu bahwa perilaku manusia tidaklah sederhana
untuk dipahami dan diprediksikan.
NAMA : Apsabra
NIM : 13.21.014578
PRODI : Bimbingan dan Konseling
M. KULIAH : Psikologi Umum
PRODI : Bimbingan dan Konseling
M. KULIAH : Psikologi Umum
FAKTOR
– FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MANUSIA
Faktor yang
mempengaruri perilaku manusia antara lain:




Menurut Green (1980) dalam
Natoatmodjo (2003), perilaku ditentukan oleh 3 faktor yaitu:
1. Faktor
predisposisi (presdiposisi factors)
Faktor presdiposisi mencakup beberapa hal, antara
lain pengetahuan sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi kepercayaan
masyarakatterhadap hal – hal yang terkait dengan masalah kesehatan,sistem nilai
yang dianut masyarakat,tingkat pendidikan sosial dan sebagainya.
2. Faktor
pendukung (enabling factors)
Faktor ini mencakup ketersediaan alat, sarana dan
prasarana/fasilitas kesehatan masyarakat.
3. Faktor
penguat (reinforcing factors)
Sikap dan perilaku petugas, dukungan dan perilaku
tokohmasyarakat.
Secara garis besar ada dua
factor personal yang mempengaruhi perilaku manusia, yaitu factor biologis dan
factor sosiopsikologis.
1. Faktor
Biologis
Manusia
adalah mahluk biologis yang tidak berbeda dengan hewan.
Misalnya, ia lapar kalau tidak
makan selama 20 jam, kucing pun demikian. Manusia memerlukan lawan jenis untuk
kegiatan reproduktifnya, sapi pun juga begitu. Faktor biologis terlibat dalam
seluruh kegiatan manusia, dan bersatu dengan faktor sosiopsikologis.
Bahwa warisan
biologis menusia menentukan perilakunya, dapat dilacak sampai struktur DNA yang
menyimpan seluruh memori warisan biologis yang diterima dari kedua orang
tuanya. Sedemikian besarnya pengaruh warisan biologis ini sampai muncul aliran
baru, yang memandang segala kegiatan manusia, termasuk agama, kebudayaan, dan
moral bersumber dari struktur biologinya. Aliran ini dinamakan sosiobiologi.
Menurut
Wilson, perilaku sosial manusia dibimbing oleh aturan-aturan yang sudah
diprogram secara genetis dalam jiwa manusia.
Program ini
disebut ”epigenetic rules”, yang mengatur perilaku manusia seperti
kecenderungan menghindari ”incest”, kemampuan memahami ekspresi wajah, sampai
kepada persaingan politik.
Meskipun
pemikiran bahwa sosiobiologis sebagai determinisme biologis dalam kehidupan
sosial, kenyataannya menunjukkan bahwa struktur
biologis manusia seperti genetika, sistem syaraf, dan sistem hormonal, sangat
mempengaruhi perilaku manusia. Struktur biologis manusia seperti genetika,
system syaraf dan system hormonal sangat berpengaruh terhadap perilaku manusia.
2. Faktor-faktor
Sosio-psikologis
Karena manusia mahluk social,
dari proses social ia memperoleh beberapa karakteristik yang mempengaruhi perilakunya.
Ada tiga komponen yang
berkaitan dengan factor sosiopsikologis ini, yaitu :
1.
komponen kognitif
2.
komponen afektif
3.
komponen konatif
Komponen
kognitif adalah aspek intelektual
yang berkaitan dengan apa yang diketahui, dipikirkan, dipahami, dan diingat
oleh manusia.
Komponen
afektif yang merupakan aspek emosional,
dan berkaitan dengan factor sosiopsikologis seperti senang, marah, benci,
setuju, dendam, kecewa, dsbnya.
Komponen
konatif adalah aspek volisional,
yang berhubungan dengan kebiasaan dan kemauan bertindak.
NAMA : Dwi sri utami
NIM : 13.21.014870
PRODI : Bimbingan dan Konseling
M. KULIAH ; Psikologi Umum
TEORI
– TEORI PERILAKU MANUSIA
Perilaku manusia itu didorong
oleh motif tertentu sehingga manusia itu berperilaku. Dalam hal ini terdapat
beberapa teori, diantara teori – teori tersebut dapat dikemukakan:
a. Teori
ini dikemukakan olehMc Dougall sebagai pelopor dari psikologi sosial, yang
menerbitkan buku yang berjudul psikologi sosial yang pertama kali, dan mulai
saat itu psikologi menjadi pembicaraan yang menarik. Menurut Mc Dougall
perilaku dipengaruhi oleh insting.
b. Teori
dorongan (drive theory)
Teori ini bertitik
tolak pada pandangan bahwa organisme itu mempunyai dorongan – dorongan atau
drive tertentu. Dorongan – dorongan ini berkaitan dengankebutuhan organisme
yang mendorong organisme berperilaku.
c. Teori
insentif (incentive theory)
Teori ini bertitik
tolak pada pendapat bahwa perilaku organisme itu disebabkan oleh insentif.
Dengan insentif maka akan mendorong organisme berbuat atau berpeilaku.
d. Teori
atribusi
Teori ini menjelaskan
sebab – sebab perilaku orang apakah perilaku ini disebabkan oleh diposisi
internal (misal motif atau sikap) ataukah oleh keadaan eksternal.
e. Teori
kognitif
Apakah seorang harus memilih
perilaku mana yang mesti dilakukan, maka yang bersangkutan akan memilih
alternatif perilaku yang akan membawamanfaat yang sebesar – besarnya bagi yang
bersangkutan.
Beberapa teori lain yang telah
dicoba untuk mengungkap faktor penentu yang dapat mempengaruhi perilaku
khususnya perilaku yang berhubungan dengan kesehatan, antara lain :
1. Teori Lawrence Green (1980)
Green mencoba menganalisis
perilaku manusia berangkat dari tingkat kesehatan. Bahwa kesehatan seseorang
dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yaitu faktor perilaku (behavior causes)
dan faktor diluar perilaku (non behavior causes).
Faktor perilaku ditentukan atau
dibentuk oleh :



2. Teori Snehandu B. Kar (1983)
Kar mencoba menganalisis perilaku
kesehatan bertitik tolak bahwa perilaku merupakan fungsi dari :





3. Teori WHO (1984)
WHO menganalisis bahwa yang menyebabkan
seseorang berperilaku tertentu adalah :
Pemikiran dan perasaan (thougts
and feeling), yaitu dalam bentuk pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan
dan penilaian seseorang terhadap objek (objek kesehatan).



NAMA : Maria Anita priska lambu
NIM : 13.21.014861
PRODI : Bimbingan dan Konseling
M. KULIAH : Psikologi Umum
PRODI : Bimbingan dan Konseling
M. KULIAH : Psikologi Umum
BENTUK - BENTUK PERILAKU
MANUSIA
Perilaku dapat diberi batasan sebagai suatu tanggapan
individu terhadap rangsangan yang berasal dari dalam maupun luar diri individu
tersebut secara garis besar bentuk perilaku ada tiga macam yaitu :
a. Perilaku pasif (respons internal)
Perilaku yang sifatnya masih tertutup, terjadi dalam diri individu dan tidak dapat diamati secara langsung. Perilaku ini sebatas sikap belum ada tindakan yang nyata.
Contoh : berpikir, berfantasi, berangan-angan.
Perilaku yang sifatnya masih tertutup, terjadi dalam diri individu dan tidak dapat diamati secara langsung. Perilaku ini sebatas sikap belum ada tindakan yang nyata.
Contoh : berpikir, berfantasi, berangan-angan.
b. Perilaku aktif (respons eksternal)
Perilaku yang sifatnya terbuka. Perilaku aktif adalah perilaku yang dapat diamati langsung, berupa tindakan nyata.
Contoh : mengerjakan ulangan, membaca buku pelajaran.
Perilaku yang sifatnya terbuka. Perilaku aktif adalah perilaku yang dapat diamati langsung, berupa tindakan nyata.
Contoh : mengerjakan ulangan, membaca buku pelajaran.
c. Perilaku kesehatan
Perilaku kesehatan adalah tanggapan seseprang terhadap rangsangan yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, dan lingkungan. Menurut Notoatmodjo (1997), rangsangan yang terkait dengan perilaku kesehatan terdiri dari empat unsur, yaitu : sakit dan penyakit, sistem pelayanan, makanan dan lingkungan. Penjelasan secara rinci sebagai berikut :
Perilaku kesehatan adalah tanggapan seseprang terhadap rangsangan yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, dan lingkungan. Menurut Notoatmodjo (1997), rangsangan yang terkait dengan perilaku kesehatan terdiri dari empat unsur, yaitu : sakit dan penyakit, sistem pelayanan, makanan dan lingkungan. Penjelasan secara rinci sebagai berikut :
a. Perilaku terhadap sakit dan penyakit.
Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit sesuai dengan tingkat-tingkat pemberian pelayanan kesehatan yang menyeluruh atau sesuai dengan tingkat pencegahan penyakit, yaitu :
Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit sesuai dengan tingkat-tingkat pemberian pelayanan kesehatan yang menyeluruh atau sesuai dengan tingkat pencegahan penyakit, yaitu :
b. Perilaku peningkatan dan pemeliharaan kesehatan
(health promotion behavior).
Contoh : ibu-ibu memasak makanan yang ber vitamin dan bergizi untuk keluarganya.
Contoh : ibu-ibu memasak makanan yang ber vitamin dan bergizi untuk keluarganya.
c. Perilaku pencegahan penyakit (health prevention
behaviour).
Contoh : melaksanakan 3 M (menimbun, membakar, dan menguras) untuk mencegah penyakit demam berdarah.
Contoh : melaksanakan 3 M (menimbun, membakar, dan menguras) untuk mencegah penyakit demam berdarah.
d. Perilaku pencarian pengobatan (health seeking
behaviour).
Contoh : membeli dan meminum obat influenza dari warung atau toko obat.
Contoh : membeli dan meminum obat influenza dari warung atau toko obat.
e. Perilaku pemulihan kesehatan (health rehabilitation
behaviour).
Contoh : seorang penderita hepatitis melakukan diet dengan tidak makan makanan yang mengandung lemak.
Contoh : seorang penderita hepatitis melakukan diet dengan tidak makan makanan yang mengandung lemak.
Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan
Perilaku ini adalah respons individu terhadap system pelayanan kesehatan modern maupun tradisional, meliputi :
Perilaku ini adalah respons individu terhadap system pelayanan kesehatan modern maupun tradisional, meliputi :
1.
Respons terhadap
fasilitas pelayanan kesehatan.
2.
Respons terhadap
cara pelayanan kesehatan.
3.
Respons terhadap
petugas kesehatan.
4.
Respons terhadap
pemberian obat-obatan.
f. Perilaku terhadap makanan (nutrition behaviour).
Perilaku ini adalah respons individu terhadap makanan. Perilaku ini meliputi pengetahuan, persepsi, sikap, dan praktek terhadap makanan serta unsur-unsur yang terkandung di dalamnya (gizi, vitamin) dan pengelolaan makanan sehubungan kebutuhan tubuh kita.
Perilaku ini adalah respons individu terhadap makanan. Perilaku ini meliputi pengetahuan, persepsi, sikap, dan praktek terhadap makanan serta unsur-unsur yang terkandung di dalamnya (gizi, vitamin) dan pengelolaan makanan sehubungan kebutuhan tubuh kita.
g. Perilaku terhadap lingkungan kesehatan (enviromental
behavior).
Perilaku ini adalah respons individu terhadap lingkungan sebagai determinant (faktor penentu) kesehatan manusia. Lingkup perilaku ini sesuai lingkup kesehatan lingkungan, yaitu :
Perilaku ini adalah respons individu terhadap lingkungan sebagai determinant (faktor penentu) kesehatan manusia. Lingkup perilaku ini sesuai lingkup kesehatan lingkungan, yaitu :
a. Perilaku terhadap air bersih, meliputi manfaat dan
penggunaan air bersih untuk kepentingan kesehatan.
b. Perilaku sehubungan dengan pembuangan air kotor atau
kotoran.
c. Perilaku sehubungan dengan pembuangan limbah, baik
limbah cair maupun padat.
d. Perilaku sehubungan dengan rumah yang sehat, rumah
sehat menyangkut ventilasi, pencahayaan, lantai dan sebagainya.
e. Perilaku terhadap pembersihan sarang-sarang vektor.
Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat
dibedakan menjadi dua (Notoatmodjo, 2003):
1.
Perilaku tertutup (convert behavior)
Perilaku tertutup adalah respon
seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (convert).
Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian,
persepsi, pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang
menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang
lain.
2.
Perilaku terbuka (overt behavior)
Perilaku terbuka adalah
respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka.
Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau
praktek (practice), yang dengan mudah
dapat diamati atau dilihat oleh orang lain.
NAMA : Melita
NIM : 10.21.12353
PRODI : Bimbingan dan Konseling
M. KULIAH : Psikologi Umum
PRODI : Bimbingan dan Konseling
M. KULIAH : Psikologi Umum
JENIS – JENIS PERILAKU MANUSIA
1. Perilaku
Refleksif
Perilaku refleksif adalah perilaku yang terjadi atas reaksi secara spontan
terhadap stimulus yang mengenai organisme tersebut. Misalnya kedip mata bila
kena sinar; gerak lutut bila kena sentuhan palu; menarik tangan apabila
menyentuh api dan lain sebagainya.
Perilaku refleksif terjadi dengan sendirinya, secara otomatis. Stimulus yang
diterima organisme tidak sampai ke pusat susunan syaraf atau otak sebagai pusat
kesadaran yang mengendalikan perilaku manusia. Dalam perilaku yang refleksif,
respons langsung timbul begitu menerima stimulus. Dengan kata lain, begitu
stimulus diterima oleh reseptor, begitu langsung respons timbul melalui
afektor, tanpa melalui pusat kesadaran atau otak.
Perilaku ini pada dasarnya tidak dapat dikendalikan. Hal ini karena perilaku
refleksif merupakan perilaku yang alami, bukan perilaku yang dibentuk oleh
pribadi yang bersangkutan.
2. Perilaku
Non-Refleksif
Perilaku non-refleksif adalah perilaku yang dikendalikan atau diatur oleh pusat
kesadaran/otak. Dalam kaitan ini, stimulus setelah diterima oleh reseptor
langsung diteruskan ke otak sebagai pusat syaraf, pusat kesadaran , dan
kemudian terjadi respons melalui afektor.
Proses yang terjadi didalam otak atau pusat kesadaran inilah yang disebut
proses psikologis. Perilaku atau aktivitas atas dasar proses psikologis inilah
yang disebut aktivitas psikologis atau perilaku psikologis (Branca, 1964).
Pada
perilaku manusia, perilaku psikologis inilah yang dominan, merupakan perilaku
yang dominan dalam pribadi manusia. Perilaku ini dapat dibentuk, dapat
dikendalikan. Karena itu dapat berubah dari waktu ke waktu, sebagai hasil
proses belajar.